Potret Perjuangan Erick Tohir Jalani Diklatsar Demi Menjadi Anggota Banser
Minggu, 28 November 2021 - 20:46 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti seluruh rangkaian pendidikan dan pelatihan dasar anggota Banser di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Minggu (28/11/2021). Erick Thohir menerima pembaretan Anggota Kehormatan GP Ansor yang dilaksanakan di Sekolah Citra Alam, Jl. Damai 2, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu 28 November 2021.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Hasan Basri Sagala, Wasekjend GP Ansor Bidang Ekonomi, Adiin Juharudin, Ketua PW GP Ansor DKI Jakarta, Saiful Rahmat Dasuki dan Kasatkorwil DKI Jakarta, Abdul Mufid.
Diketahui, peserta kegiatan pembaretan dilaksanakan sebanyak 90 orang peserta yang ada di Provinsi DKI Jakarta.
Dalam kegiatan tersebut, Erick tidak hanya menerima secara simbolis pembaretan anggota kehormatan GP Ansor, tetapi melewati serangkaian proses kegiatan seperti peserta lainnya.
Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Hasan Basri Sagala dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada Erick Thohir yang saat ini sudah sah menjadi keluarga besar nahdliyin setelah sah menjadi anggota GP Ansor usai mengikuti pelatihan dan pembaretan.
“Alhamdulilah Pak Erick Thohir punya waktu yang pas dengan kita, jadi sesuai dengan perintah Ketua Umum Haji Yaqut Cholil Qoumas bahwa siapapun yang ingin bergabung dengan Gerakan Ahlussunah Wal Jamaah, terutama untuk membesarkan NKRI mempertahankan NKRI dan juga melaksanakan Ahlussunah Wal Jamaah harus kita terima harus kita saling sambut,” kata Hasan ini, di lokasi acara.
Hasan menambahkan, ikutnya Erick dalam kegiatan GP Ansor ini bukan ingin mencari pamor melainkan kesungguhan untuk menjadi kader Ahlussunah Wal Jamaah.
“Tentu ini bukan sekedar mencari pamor. Beliau kita tahu sudah menjadi Menteri dan sudah menjadi tokoh nasional tapi saya yakin, kita yakin kehadiran beliau pada kesempatan kali ini adalah semata-mata ingin merasakan, ingin menjadi kader Ahlussunah Wal Jamaah, Kader bangsa,” ucapnya.
Lanjut Hasan, pada baret Ansor terdapat simbol tulisan Nahnu Ansorullah yang tidak boleh dianggap enteng oleh para kader GP Ansor yang sudah menerima baret. Tetapi memiliki tanggung jawab baik terhadap agama maupun bangsa.
“Di baret itu ada simbol yang sangat mulia di dalam Al-Quran dinyatakan Nahnu Ansorullah, kita adalah penegak penolong agama Allah, di dalam label ini ada tulisan Nahnu Ansroullah jadi jangan main-main memakai baret ini bukan hanya tanggunga jawab terhadap organisasi yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita ini,” ulasnya
Sementara itu, menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh keluarga besar NU, khususnya Ansor dan Banser karena telah memberikan kesempatan kepada dirinya bergabung menjadi keluarga besar Nahdliyin.
“Kadang-kadang kita sering bertanya siapa kita, kalau kita lihat dari masing-masing individu pun bertanya demikian, bahwa dengan keberagaman kita, perbedaan kita itulah kekuatan kita, bahkan itu masuk ke darah kita darah orang tua kita, darah nenek kita atau pun darah anak kita. Kita harus pastikan bahwa NKRI adalah harga mati. Ini sesuatu yang amat luar biasa dan tak terhingga buat saya karena diterima menjadi keluarga besar NU,” kata Erick Tohir
Atas diterimanya menjadi keluarga besar Ansor, Erick berkomitmen berjihad untuk NKRI dan kebangsaan serta mewakafkan dirinya untuk umat dan bangsa.
“Saya berkomitmen berjihad untuk NKRI dan jihad untuk kebangsaan. Karena itulah Indonesia yang kita kenal. Dan Insya Allah saya akan mewakafkan pikiran saya, energi saya, kemampuan saya untuk kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Hasan Basri Sagala, Wasekjend GP Ansor Bidang Ekonomi, Adiin Juharudin, Ketua PW GP Ansor DKI Jakarta, Saiful Rahmat Dasuki dan Kasatkorwil DKI Jakarta, Abdul Mufid.
Diketahui, peserta kegiatan pembaretan dilaksanakan sebanyak 90 orang peserta yang ada di Provinsi DKI Jakarta.
Dalam kegiatan tersebut, Erick tidak hanya menerima secara simbolis pembaretan anggota kehormatan GP Ansor, tetapi melewati serangkaian proses kegiatan seperti peserta lainnya.
Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Hasan Basri Sagala dalam sambutannya menyampaikan selamat datang kepada Erick Thohir yang saat ini sudah sah menjadi keluarga besar nahdliyin setelah sah menjadi anggota GP Ansor usai mengikuti pelatihan dan pembaretan.
“Alhamdulilah Pak Erick Thohir punya waktu yang pas dengan kita, jadi sesuai dengan perintah Ketua Umum Haji Yaqut Cholil Qoumas bahwa siapapun yang ingin bergabung dengan Gerakan Ahlussunah Wal Jamaah, terutama untuk membesarkan NKRI mempertahankan NKRI dan juga melaksanakan Ahlussunah Wal Jamaah harus kita terima harus kita saling sambut,” kata Hasan ini, di lokasi acara.
Hasan menambahkan, ikutnya Erick dalam kegiatan GP Ansor ini bukan ingin mencari pamor melainkan kesungguhan untuk menjadi kader Ahlussunah Wal Jamaah.
“Tentu ini bukan sekedar mencari pamor. Beliau kita tahu sudah menjadi Menteri dan sudah menjadi tokoh nasional tapi saya yakin, kita yakin kehadiran beliau pada kesempatan kali ini adalah semata-mata ingin merasakan, ingin menjadi kader Ahlussunah Wal Jamaah, Kader bangsa,” ucapnya.
Lanjut Hasan, pada baret Ansor terdapat simbol tulisan Nahnu Ansorullah yang tidak boleh dianggap enteng oleh para kader GP Ansor yang sudah menerima baret. Tetapi memiliki tanggung jawab baik terhadap agama maupun bangsa.
“Di baret itu ada simbol yang sangat mulia di dalam Al-Quran dinyatakan Nahnu Ansorullah, kita adalah penegak penolong agama Allah, di dalam label ini ada tulisan Nahnu Ansroullah jadi jangan main-main memakai baret ini bukan hanya tanggunga jawab terhadap organisasi yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita ini,” ulasnya
Sementara itu, menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh keluarga besar NU, khususnya Ansor dan Banser karena telah memberikan kesempatan kepada dirinya bergabung menjadi keluarga besar Nahdliyin.
“Kadang-kadang kita sering bertanya siapa kita, kalau kita lihat dari masing-masing individu pun bertanya demikian, bahwa dengan keberagaman kita, perbedaan kita itulah kekuatan kita, bahkan itu masuk ke darah kita darah orang tua kita, darah nenek kita atau pun darah anak kita. Kita harus pastikan bahwa NKRI adalah harga mati. Ini sesuatu yang amat luar biasa dan tak terhingga buat saya karena diterima menjadi keluarga besar NU,” kata Erick Tohir
Atas diterimanya menjadi keluarga besar Ansor, Erick berkomitmen berjihad untuk NKRI dan kebangsaan serta mewakafkan dirinya untuk umat dan bangsa.
“Saya berkomitmen berjihad untuk NKRI dan jihad untuk kebangsaan. Karena itulah Indonesia yang kita kenal. Dan Insya Allah saya akan mewakafkan pikiran saya, energi saya, kemampuan saya untuk kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
(sra)