Tradisi Iriban di Desa Lerep Ungaran, Cara Warga Merawat Sumber Mata Air
Sabtu, 24 September 2022 - 09:03 WIB
Ratusan warga mengikuti ritual Tradisi Iriban di Wangon Cenginging, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Tradisi yang digelar ketika memasuki bulan Safar ini dilakukan untuk merawat dan melestarikan sumber mata air di desa setempat. Tradisi tersebut dilaksanakan di salah satu pertemuan tiga aliran air di hutan. Warga setempat menyebutnya Wangon Cenginging.
Tradisi Iriban merupakan wujud melestarikan budaya leluhur di Desa Lerep secara turun-temurun. Kata Irab berasal dari irib-irib yang artinya ngurip-urip.Tradisi Iriban dilaksanakan bertujuan agar debit air di Desa Lerep bisa tetap besar. Konon, sesepuh desa harus membelah bukit ketika mencari sumber air. Selain itu, sesepuh desa membelah bukit agar air bisa mengalir.
Tidak hanya bebek putih yang harus ada setiap kali melaksanakan tradisi Iriban. Warga juga menyiapkan sari air yang ada di alam, seperti madu dan legen. Kedua sari dari alam itu memiliki makna tertentu. Madu dari alam menjadi simbol bagaimana air bisa mengalir sedangkan legen melambangkan air akan terus mengalir.
Tradisi Iriban baru diselenggarakan dan dikemas dengan nuansa budaya selama tiga tahun terakhir. Prosesi Tradisi Iriban diawali dengan membersihkan aliran air. Kemudian kirab hasil bumi dan dilanjutkan dengan rangkaian upacara adat, seperti tarian guyub rukun yang dibawakan satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Tarian guyub rukun itu sebagai simbol agar masyarakat Desa Lerep selalu guyub rukun, dan acara diakhiri dengan makan bersama.
Tradisi Iriban merupakan wujud melestarikan budaya leluhur di Desa Lerep secara turun-temurun. Kata Irab berasal dari irib-irib yang artinya ngurip-urip.Tradisi Iriban dilaksanakan bertujuan agar debit air di Desa Lerep bisa tetap besar. Konon, sesepuh desa harus membelah bukit ketika mencari sumber air. Selain itu, sesepuh desa membelah bukit agar air bisa mengalir.
Tidak hanya bebek putih yang harus ada setiap kali melaksanakan tradisi Iriban. Warga juga menyiapkan sari air yang ada di alam, seperti madu dan legen. Kedua sari dari alam itu memiliki makna tertentu. Madu dari alam menjadi simbol bagaimana air bisa mengalir sedangkan legen melambangkan air akan terus mengalir.
Tradisi Iriban baru diselenggarakan dan dikemas dengan nuansa budaya selama tiga tahun terakhir. Prosesi Tradisi Iriban diawali dengan membersihkan aliran air. Kemudian kirab hasil bumi dan dilanjutkan dengan rangkaian upacara adat, seperti tarian guyub rukun yang dibawakan satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Tarian guyub rukun itu sebagai simbol agar masyarakat Desa Lerep selalu guyub rukun, dan acara diakhiri dengan makan bersama.
(sra)