Panen Jagung Bioteknologi

Rabu, 13 September 2023 - 18:42 WIB
Marketing Head Seed Syngenta Indonesia Imam Sujono (kanan) menjelaskan keunggulan jagung hibrida bioteknologi NK Pendekar Sakti kepada Rektor Universitas Jember Iwan Taruna (tengah) dan petani Abubakar (kiri) di sela panen perdana di area Agrotechnopark, Universitas Jember, Jawa Timur, Rabu (13/9/2023).
click to zoom
NK Pendekar Sakti adalah jagung bioteknologi pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda yaitu toleran terhadap herbisida glifosat dan tahan ulat penggerek batang, sehingga lebih mudah dibudidayakan, ekonomis karena biaya produksi petani bisa berkurang lebih dari 30%, dan memberikan hasil hingga 11,8 ton/ha, jauh lebih tinggi dibanding non hibrida yang rata-rata produksinya 4-5 ton/ha
click to zoom
NK Pendekar Sakti adalah jagung bioteknologi pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda yaitu toleran terhadap herbisida glifosat dan tahan ulat penggerek batang, sehingga lebih mudah dibudidayakan, ekonomis karena biaya produksi petani bisa berkurang lebih dari 30%, dan memberikan hasil hingga 11,8 ton/ha, jauh lebih tinggi dibanding non hibrida yang rata-rata produksinya 4-5 ton/ha
click to zoom
NK Pendekar Sakti adalah jagung bioteknologi pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda yaitu toleran terhadap herbisida glifosat dan tahan ulat penggerek batang, sehingga lebih mudah dibudidayakan, ekonomis karena biaya produksi petani bisa berkurang lebih dari 30%, dan memberikan hasil hingga 11,8 ton/ha, jauh lebih tinggi dibanding non hibrida yang rata-rata produksinya 4-5 ton/ha
click to zoom
Marketing Head Seed Syngenta Indonesia Imam Sujono (kanan) menjelaskan keunggulan jagung hibrida bioteknologi NK Pendekar Sakti kepada Rektor Universitas Jember Iwan Taruna (tengah) dan petani Abubakar (kiri) di sela panen perdana di area Agrotechnopark, Universitas Jember, Jawa Timur, Rabu (13/9/2023). NK Pendekar Sakti adalah jagung bioteknologi pertama di Indonesia yang memiliki keunggulan ganda yaitu toleran terhadap herbisida glifosat dan tahan ulat penggerek batang, sehingga lebih mudah dibudidayakan, ekonomis karena biaya produksi petani bisa berkurang lebih dari 30%, dan memberikan hasil hingga 11,8 ton/ha, jauh lebih tinggi dibanding non hibrida yang rata-rata produksinya 4-5 ton/ha.
(sra)
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More