Puluhan Jenazah Warga Palestina yang Dicuri Israel Dimakamkan secara Massal
Kamis, 07 Maret 2024 - 17:59 WIB
Warga menguburkan mayat warga Palestina, yang tewas dalam serangan dan tembakan Israel, setelah jasad mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas, di sebuah kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 7 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
click to zoom
Warga menguburkan mayat warga Palestina, yang tewas dalam serangan dan tembakan Israel, setelah jasad mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas, di sebuah kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 7 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
click to zoom
Warga menguburkan mayat warga Palestina, yang tewas dalam serangan dan tembakan Israel, setelah jasad mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas, di sebuah kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 7 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
click to zoom
Warga menguburkan mayat warga Palestina, yang tewas dalam serangan dan tembakan Israel, setelah jasad mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas, di sebuah kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 7 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
click to zoom
Warga menguburkan mayat warga Palestina, yang tewas dalam serangan dan tembakan Israel, setelah jasad mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas, di sebuah kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 7 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
click to zoom
Warga menguburkan mayat warga Palestina, yang tewas dalam serangan dan tembakan Israel, setelah jasad mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas, di sebuah kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 7 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
(sra)