Melihat Gaya Arsitektur Masjid Al Wustho Mangkunegaran Solo
Senin, 09 September 2024 - 09:01 WIB
Penampakan di dalam dan luar Masjid Al-Wustho Mangkunegaran, kompleks Pura Mangkunegaran, di Jalan Kartini Nomor 3, Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah. Bangunan ini merupakan salah satu dari banyaknya wisata religi di Kota Solo. Dikutip dari laman Pemkot Surakarta, Masjid Al Wustho merupakan salah satu masjid tertua dan bersejarah di Kota Solo. Masjid tersebut dibangun oleh Kanjeng Gusti Adipati Arya Mangkunegara I (1725-1795) atau Pangeran Sambernyawa pada tahun 1878. Bangunan masjid berbentuk joglo 3 tingkat mengandung makna filosofis Iman, Islam dan Ihsan. Gaya arsitektur sama dengan masjid Jawa lainnya, dengan atap teras berbentuk limas dan atap tupang bersusun tiga untuk ruang utama.
Sebagai masjid kerajaan, masjid ini awalnya diperuntukan khusus bagi keluarga kerajaan Pura Mangkunegaran dalam menjalankan ibadahnya. Seiring berjalannya waktu masjid ini terbuka untuk umum. Nama Al-Wustho pada masjid baru digunakan sejak tahun 1949. Masjid Al Wustho masih mempertahankan keasliannya. Mulai dari tembok pagar yang mengelilinginya, mimbar,tiang lampu dan bedug. Di sebelah selatan masjid terdapat maligin, bangunan melingkar yang dulunya berfungsi sebagai ruang khitan masal. Di sisi utara masjid terdapat menara setinggi 25 meter yang pada zaman dulu dimanfaatkan untuk adzan.
Masjid Al Wustho mempunyai ciri khas yang membedakan dengan masjid lainnya,yaitu adanya markis. Markis merupakan semacam gapura pintu utama menuju teras yang dihiasi dengan kaligrafi. Selain itu nukilan ayat suci Al Quran juga menghiasi beberapa bagian masjid, gapura masuk, pintu-pintu dan jendela.
FOTO: Ahmad Antoni
Sebagai masjid kerajaan, masjid ini awalnya diperuntukan khusus bagi keluarga kerajaan Pura Mangkunegaran dalam menjalankan ibadahnya. Seiring berjalannya waktu masjid ini terbuka untuk umum. Nama Al-Wustho pada masjid baru digunakan sejak tahun 1949. Masjid Al Wustho masih mempertahankan keasliannya. Mulai dari tembok pagar yang mengelilinginya, mimbar,tiang lampu dan bedug. Di sebelah selatan masjid terdapat maligin, bangunan melingkar yang dulunya berfungsi sebagai ruang khitan masal. Di sisi utara masjid terdapat menara setinggi 25 meter yang pada zaman dulu dimanfaatkan untuk adzan.
Masjid Al Wustho mempunyai ciri khas yang membedakan dengan masjid lainnya,yaitu adanya markis. Markis merupakan semacam gapura pintu utama menuju teras yang dihiasi dengan kaligrafi. Selain itu nukilan ayat suci Al Quran juga menghiasi beberapa bagian masjid, gapura masuk, pintu-pintu dan jendela.
FOTO: Ahmad Antoni
(sra)