Tekan Stunting, Future Lestari Fasilitasi Simple Planet Jajaki Biokteknologi dengan Pemerintah Indonesia
Sabtu, 12 Oktober 2024 - 15:25 WIB
Jakarta - Dalam mengadopsi dan mengembangkan inovasi berbasis bioteknologi dimana salah satunya untuk menekan angka stunting atau kekurangan gizi akibat minimnya asupan gizi di Indonesia, Future Lestari menggelar dialog kolaboratif antara perwakilan dari pemerintah Indonesia dengan perwakilan perusahaan dari Korea Selatan.
Bertemakan 'Biotechnology Readiness In Indonesia : Challenges, Opportunities and The Path Forward' atau 'Kesiapan Bioteknologi di Indonesia : Tantangan, Peluang dan Menuju Masa Depan', dialog tersebut digelar di Meradelima, Adityawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (10/10).
Menurut CEO of Simple Planet and S&S Lab - Dominic Jeong, Simple Planet adalah perusahaan teknologi bio-pangan yang berbasis di Korea. Menurut Dominic, para ahli dari perusahaannya akan segera datang ke Indonesia untuk melakukan pengembangan protein dan lemak hewani dari sel hewan.
"Protein dan lemak ini merupakan bahan yang sangat terkonsentrasi, lebih seperti bahan fungsional. Kami berfokus untuk mengatasi masalah kelaparan, malnutrisi atau kekurangan gizi dan ingin menyelesaikan masalah perubahan iklim," ungkap Dominic.
Lebih lanjut Dominic menambahkan, S&S Lab adalah laboratorium kerja sama. Pihaknya tertarik pada bioteknologi dan teknologi pangan dan menyediakan ruang bagi laboratorium, dimana perusahaan bioteknologi dan teknologi pangan di Indonesia dapat melakukan penelitian, mengembangkan Proof of Concept (PoC) dan bekerja pada pengembangan rasa.
"Visi jangka panjang kami untuk Simple Planet adalah mengatasi masalah kelaparan dan nutrisi. Untuk S&S Lab, kami ingin menyelesaikan masalah teknologi dan inovasi, yang berarti ada banyak teknologi bagus yang belum ditemukan. Kami ingin menemukan teknologi-teknologi yang baik, mendanainya dan membantu perusahaan untuk berkembang", jelas Dominic.
Adapun dipilihnya Indonesia menurut Dominic, pihaknya percaya bahwa populasi di Indonesia akan terus bertambah. Indonesia di mata Dominic akan menjadi salah satu negara terbesar dalam hal ekonomi dan bisnis secara global dan pihaknya ingin ikut serta memperluas perusahaannya ke Indonesia.
Sementara itu peneliti senior bidang biologi molekular dari BRIN - Prof.Dr. Bahagiawati Amir Husin, M.Sc yang juga turut menjadi pembicara menyatakan bahwa pemerintah saat ini sedang berusaha agar anak-anak Indonesia bisa mendapatkan protein yang cukup. Bahagiawati antusias dengan biokteknologi yang ditawarkan oleh perusahaan Korea Selatan mengingat teknologi pangan tersebut dapat menekan angka stunting.
"Untuk stunting yang penting adalah memberikan protein yang cukup. Protein itu bisa datang dari susu, daging-dagingan seperti daging ayam. Hal yang utama bagi negara kita itu sebetulnya stunting bisa jadi karena kekurangan konsumsi hewani," jelas Bahagiawati.
Untuk menekan angka stunting, Bahagiawati juga menyarankan bahwa ibu hamil dan anak-anak memenuhi asupan mineral dan vitamin. Hal tersebut bisa didapatkan dengan merakit zinc dan besi yang tinggi agar nutrisi perkembangan otak dan perkembangan anak-anak nanti bisa dicapai.
Digelarnya dialog kolaboratif antara perwakilan pemerintah Indonesia dengan perwakilan perusahaan dari Korea Selatan yang turut dihadiri oleh Kepala pusat sistem dan strategi kesehatan dari Kementerian kesehatan RI - Ririn Ramadhany juga mendapat tanggapan dari Director of Future Lestari - Cynthia Krisanti.
Future Lestari yang fokus pada langkah untuk membangun, mempercepat dan menginvestasikan inovasi pada bidang keberlanjutan di Indonesia dan Asia tenggara menganggap pertemuan tersebut menjadi sebuah langkah solusi dibidang nutrisi.
"Kita ingin fokus juga mengurangi stunting rate di Indonesia dan disitu kita melihat banyak potensi dimana simple planet ini bisa menjadi bahan tambahan pangan bagi makanan yang ada di Indonesia. Nantinya makanan tersebut bisa lebih bernutrisi dan akhirnya kita bisa mencukupi kecukupan nutrisi bangsa dan mengurangi stunting," jelas Cynthia Krisanti.
Sesi panel diskusi ditutup dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Future Lestari dan Simple Planet, sekaligus menandai kolaborasi dan upaya kerja sama berkelanjutan antara pihak-pihak terkait. Para pegiat riset dan bioteknologi di Indonesia juga menyambut pembicara panel dalam sesi networking yang dilaksanakan
selepas diskusi.
Future Lestari memiliki komitmen kuat untuk mendukung perkembangan sektor bioteknologi sebagai pintu pembuka dari berbagai kebaruan yang bermanfaat dimasa depan.
Bertemakan 'Biotechnology Readiness In Indonesia : Challenges, Opportunities and The Path Forward' atau 'Kesiapan Bioteknologi di Indonesia : Tantangan, Peluang dan Menuju Masa Depan', dialog tersebut digelar di Meradelima, Adityawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (10/10).
Menurut CEO of Simple Planet and S&S Lab - Dominic Jeong, Simple Planet adalah perusahaan teknologi bio-pangan yang berbasis di Korea. Menurut Dominic, para ahli dari perusahaannya akan segera datang ke Indonesia untuk melakukan pengembangan protein dan lemak hewani dari sel hewan.
"Protein dan lemak ini merupakan bahan yang sangat terkonsentrasi, lebih seperti bahan fungsional. Kami berfokus untuk mengatasi masalah kelaparan, malnutrisi atau kekurangan gizi dan ingin menyelesaikan masalah perubahan iklim," ungkap Dominic.
Lebih lanjut Dominic menambahkan, S&S Lab adalah laboratorium kerja sama. Pihaknya tertarik pada bioteknologi dan teknologi pangan dan menyediakan ruang bagi laboratorium, dimana perusahaan bioteknologi dan teknologi pangan di Indonesia dapat melakukan penelitian, mengembangkan Proof of Concept (PoC) dan bekerja pada pengembangan rasa.
"Visi jangka panjang kami untuk Simple Planet adalah mengatasi masalah kelaparan dan nutrisi. Untuk S&S Lab, kami ingin menyelesaikan masalah teknologi dan inovasi, yang berarti ada banyak teknologi bagus yang belum ditemukan. Kami ingin menemukan teknologi-teknologi yang baik, mendanainya dan membantu perusahaan untuk berkembang", jelas Dominic.
Adapun dipilihnya Indonesia menurut Dominic, pihaknya percaya bahwa populasi di Indonesia akan terus bertambah. Indonesia di mata Dominic akan menjadi salah satu negara terbesar dalam hal ekonomi dan bisnis secara global dan pihaknya ingin ikut serta memperluas perusahaannya ke Indonesia.
Sementara itu peneliti senior bidang biologi molekular dari BRIN - Prof.Dr. Bahagiawati Amir Husin, M.Sc yang juga turut menjadi pembicara menyatakan bahwa pemerintah saat ini sedang berusaha agar anak-anak Indonesia bisa mendapatkan protein yang cukup. Bahagiawati antusias dengan biokteknologi yang ditawarkan oleh perusahaan Korea Selatan mengingat teknologi pangan tersebut dapat menekan angka stunting.
"Untuk stunting yang penting adalah memberikan protein yang cukup. Protein itu bisa datang dari susu, daging-dagingan seperti daging ayam. Hal yang utama bagi negara kita itu sebetulnya stunting bisa jadi karena kekurangan konsumsi hewani," jelas Bahagiawati.
Untuk menekan angka stunting, Bahagiawati juga menyarankan bahwa ibu hamil dan anak-anak memenuhi asupan mineral dan vitamin. Hal tersebut bisa didapatkan dengan merakit zinc dan besi yang tinggi agar nutrisi perkembangan otak dan perkembangan anak-anak nanti bisa dicapai.
Digelarnya dialog kolaboratif antara perwakilan pemerintah Indonesia dengan perwakilan perusahaan dari Korea Selatan yang turut dihadiri oleh Kepala pusat sistem dan strategi kesehatan dari Kementerian kesehatan RI - Ririn Ramadhany juga mendapat tanggapan dari Director of Future Lestari - Cynthia Krisanti.
Future Lestari yang fokus pada langkah untuk membangun, mempercepat dan menginvestasikan inovasi pada bidang keberlanjutan di Indonesia dan Asia tenggara menganggap pertemuan tersebut menjadi sebuah langkah solusi dibidang nutrisi.
"Kita ingin fokus juga mengurangi stunting rate di Indonesia dan disitu kita melihat banyak potensi dimana simple planet ini bisa menjadi bahan tambahan pangan bagi makanan yang ada di Indonesia. Nantinya makanan tersebut bisa lebih bernutrisi dan akhirnya kita bisa mencukupi kecukupan nutrisi bangsa dan mengurangi stunting," jelas Cynthia Krisanti.
Sesi panel diskusi ditutup dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Future Lestari dan Simple Planet, sekaligus menandai kolaborasi dan upaya kerja sama berkelanjutan antara pihak-pihak terkait. Para pegiat riset dan bioteknologi di Indonesia juga menyambut pembicara panel dalam sesi networking yang dilaksanakan
selepas diskusi.
Future Lestari memiliki komitmen kuat untuk mendukung perkembangan sektor bioteknologi sebagai pintu pembuka dari berbagai kebaruan yang bermanfaat dimasa depan.
(sra)