Uniknya Kearifan Lokal Perayaan Maulid Nabi Maudu Lompoa di Desa Cikoang Kabupaten Takalar

Minggu, 15 November 2020 - 15:59 WIB
Pemuda memberikan salam pada para penonton usai mengarak Julung julung di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/11/2020).
click to zoom
Para warga berjibaku mengarak julung julung ke tepian sungai di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/11/2020).
click to zoom
Sejumlah permainan anak turut meraimaikan Maudu Lompoa di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/11/2020).
click to zoom
Sejumlah arak arakan berupa pakaian, kain dan amkanan tradisional yang di bawa warga meunuju pusat acara maudu Lompoa di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/11/2020).
click to zoom
Semangat para pembawa julung julung di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/11/2020).
click to zoom
Warga bersama kapal hias (Julung julung) yang dipenuhi telur hias dan kain warna warni di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selata Minggu (15/11/2020). Puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan setiap tahun oleh warga setempat tersebut menjadi salah satu objek wisata budaya di daerah itu yang ramai dikunjungi wisatawan.
click to zoom
Islam menjadi salah satu agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia. Agama ini dibawa oleh para pedagang yang umumnya berasal dari Jazirah Arab. Penyebaran agama ini dilakukan dengan berbagai pendekatan lokal yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Selain menyebarkan ajaran Islam, para dai juga membawa tradisi dan perayaan terkait agama tersebut. Salah satunya perayaan Maulid (hari lahir) Nabi Muhammad saw.

Di Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa Cikoang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, perayaan Maulid Nabi atau disebut Maudu Lompoa, diadakan sesuai dengan sejarah datangnya agama Islam ke daerah tersebut. Perayaan unik yang telah berlangsung ratusan tahun ini bahkan mampu mengundang minat wisatawan lokal hingga manca negara.

Menurut Bahasa Makassar, maudu berarti Maulid sedangkan lompoa berarti besar. Maudu Lompoa dapat diartikan sebagai peringatan Maulid Nabi yang terbesar atau Maulid Akbar. Maudu Lompoa merupakan puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang biasanya dilakukan di akhir bulan Rabi’ul Awal (sekitar tanggal 29 atau 30). Setelah pelaksanaan Maudu Lompoa, tidak diperbolehkan lagi ada perayaan Maulid Nabi di tahun Hijriah tersebut.

Persiapan untuk melakukan Maudu Lompoa dilakukan selama 40 hari. Persiapan acara dimulai dengan je’ne-je’ne sappara (mandi pada bulan Safar) yang dilakukan oleh masyarakat Cikoang dan dipimpin oleh pemuka agama. Persiapan lain yang juga dilakukan adalah menyediakan ayam, beras, minyak kelapa, telur, perahu, kertas warna-warni, pakaian, dan sebagainya. Ayam-ayam yang akan dijadikan jamuan dalam puncak perayaan harus dikurung selama 40 hari agar sehat dan hanya mendapat makanan yang bersih dan bagus.

Puncak acara Maudu Lompoa dilakukan di sekitar Sungai Cikoang. Acara ini ditandai dengan berlayarnya perahu yang dinamakan julung-julung. Julung-julung dihias sedemikian rupa menggunakan kain, beragam pakaian, dan kertaws warna-warni. Tradisi ini menjadi tanda bahwa Islam masuk ke daerah Cikoang melalui jalur perdagangan. Perahu juga erat kaitannya dengan kisah Sayyid Jalaluddin bin Muhammad Wahid Al’Adid.
(sra)
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More