Potret Kedekatan Satgas TMMD 0415/Batanghari bersama Anak-Anak Desa Sungaiterap
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 110 Kodim 0415/Batanghari TA 2021 di Desa Sungaiterap, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, Jambi tidak hanya membangun fisik dan non fisik saja, tapi upaya komunikasi sosial (komsos) tidak boleh dihilangkan.
Namun, tidak seperti biasanya komsos yang dilakukan Satgas TMMD ke 110 Kodim 0415/Batanghari yang menyisir masyarakat dari pemuda hingga orang tua, tapi juga anak-anak desa.
Anak-anak Desa Sungaiterap yang belajar di Sekolah Dasar (SD) dan santri di Pondok Pesantren (ponpes) Jaharul Falah Al Islamy begitu senang dengan kehadiran bala tentara Republik Indonesia ini. Mereka tidak sedikit pun ada rasa takut terlihat dari mimik wajahnya yang masih polos.
Salah satu kejadian, seorang pelajar SD nekat menghentikan laju mobil dinas milik Kodim 0415/Batanghari saat di lokasi TMMD.
Mereka berteriak-teriak memberhentikannya. Setelah ditanya, bocah SD 49 tersebut ingin menumpang mobil TNI setelah pulang dari belajar di sekolah.
Menurut Kaur Bhakti Kodim 0415/Batanghari, Kapten Inf Suyadi, dirinya tidak menyangka mobil dinas Kodim 0415/Batanghari yang hendak datang ke Desa Sungaiterap, untuk melakukan sosialisasi kegiatan non fisik TMMD nekat dicegat bocah tersebut.
Mulanya, saat diperjalanan, pihaknya melihat anak SD tengah berjalan kaki hingga ditengah jalan. Karena membahayakan, sopir mobil langsung membunyikan klaksonnya. Namun, malah diteriaki mereka.
“Mereka teriak stop pak, mau serempak. Ya saya suruh sopirnya berhenti dulu untuk membawa anak-anak itu pulang ke rumahnya,” ujarnya.
Dia menambahkan, selama diperjalanan terlihat anak-anak SD tersebut begitu senang menaiki mobil dinas Kodim 0415/Batanghari.
“Anak itu senang. Saya pun juga turut senang,” imbuh Suyadi.
Lain lagi cerita dari Satgas TMMD ke 110 Kodim 0415/Batanghari Prada Yuzarli yang hendak pulang ke rumah orang tua asuhnya dari gotong-royong membuka jalan TMMD di Desa Sungaiterap.
Dia tiba-tiba ada anak sekolah meminta untuk digendong untuk diantar pulang menuju ke rumahnya.
Meski dalam keadaan letih, lelah dan capek usai bergotong-royong, namun prajurit TNI tersebut tidak keberatan menerima permintaan bocah SD tersebut.
“Saat itu mau pulang ke rumah orang tua asuh saya. Namun tiba-tiba saja anak itu minta gendong. Gendong Pak. Ya saya gendong,” ujar Yuzarli.
Diakuinya, dari tempat digendongnya anak itu hingga menuju ke rumahnya, jarak yang ditempuh cukup jauh dan menyita waktu.
“Walaupun jauh tak masalah. Asal anak itu senang. Karena kami juga jarang ada momen seperti ini,” ungkapnya sembari membasuh keringat di kening wajahnya.
Beda lagi dengan Kopda Sisrihadi, saat berbincang-bincang dengan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Jaharul Falah Al Islamy, yang berkeinginan menjadi prajurit TNI.
"Saya juga mengajak mereka untuk masuk TNI, yang mana minimal pendidikannya harus tamatan SMA, SMK, pesantren pun juga bisa. Alhamdulillah mereka sangat antusias," jelasnya.
Sedangkan Kapten Arm Irfankito saat melakukan komunikasi sosial (komsos) kepada para santri, lebih memberikan pemahaman secara mendalam ke santri bahwa kalau masuk TNI harus setia kepada Pancasila.
“Setia pada NKRI. Dari Sabang sampai Merauke, itu kewajiban kita yang menjaganya. Apabila negara membutuhkan kita, kita siap untuk mempertahankan NKRI. Harus patuh terhadap Pancasila,” bebernya.
Namun, katanya, secara garis besar, para santri itu antusias untuk menjadi anggota TNI. “Karena mungkin informasi mereka untuk jadi prajurit masih kurang," imbuh Irfankito.
Terpisah, Dansatgas TMMD ke 110 Kodim 0415/Batanghari Kolonel Inf J Hadiyanto yang banyak mendapatkan laporan sangat mengapresiasi prajuritnya yang merakyat dan bisa berbaur dengan masyarakat.
Dia melihat, warga tidak takut dengan keberadaan prajurit TNI ditengah kehidupan masyarakat. Ini menandakan, TNI berasal dari rakyat, kembali dan untuk rakyat berjalan dengan semestinya.
"Hati TNI itu putih seperti salju. Penampilan luarnya saja menakutkan, tapi hatinya putih," ungkap Hadiyanto yang juga Dandim Kodim 0415/Batanghari ini, Jumat (26/3/2021).
Disamping itu, Dandim menjelaskan, bagi santri yang hafal Alquran bisa masuk menjadi prajurit TNI dari jalur khusus.
Dandim juga menginginkan ada santri dari Ponpes Jaharul Falah Al Islamy kelak bisa menjadi anggota TNI.
"Hati mereka masih suci, jadi nggak takut. Apa lagi saat ini, TNI bukan saja dari rakyat untuk rakyat, tapi mereka akan dikembalikan ke daerah asalnya untuk membangun daerahnya masing-masing," tandas Hadiyanto.
Bagi prajurit TNI yang pernah bertugas di program TMMD ke 110 di Desa Sungaiterap, Dandim juga berharap, usai tugas agar hubungan TNI dengan masyarakat tetap terjalin. "Mereka kan ada orangtua asuh, tetap jalin silaturahmi. Jangan lupakan mereka," imbuhnya.
FOTO Kontributor MPI/Azhari Sakti