Mengejar Fenomena Alam Bulan Merah Super di Langit Jakarta
Gerhana bulan total menjadi buruan para pewarta foto dan warga untuk mengabadikan peristiwa langka tersebut dari sejumlah lokasi di wilayah ibukota Jakarta, pada Rabu (26/5/2021) lalu. Gerhana bulan total ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, moment langka tersebut menjadi lebih spesial karena beriringan dengan terjadinya perige, yakni bulan berada di jarak terdekat bumi.
Peristiwa gerhana bulan total terlihat merah akibat pembiasan cahaya matahari oleh lapisan atmosfer bumi sehingga fenomena alam ini disebut juga dengan bulan merah super atau super blood moon. Fenomena ini berlangsung karena matahari, bumi dan bulan berada pada posis sejajar. Gerhana bulan total parige sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia terjadi pada 31 Januari 2018, peritiwa yang sama dapat diamati di Indonesia diperkirakan akan terjadi lagi pada 8 Oktober 2033.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gerhana bulan total yang terjadi memiliki tujuh fase. Fase pertama adalah penumbra yang mulai berlangsung sejak pukul 15.46 WIB dan hanya bisa diamati dari wilayah Papua. Fase kedua bernama awal fase sebagian berlangsung pukul 16.44 WIB, bisa diamati dari wilayah Indonesia bagian timur, NTT serta Pulau Sulawesi bagian timur.
Selanjutnya dinamakan awal fase total, belangsung sekitar pukul 18.09 WIB yang dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia keculai bagian Riau, sebagian Sumbar, Sumut dan Aceh. Tepat pada pukul 18.18 WIB gerhana memasuki fase puncak gerhana bulan total. Fase selanjutnya pada pukul 18.28 WIB berakhirnya fase puncak, selanjutnya memasuki akhir gerhana sebagian pada pukul 19.52 WIB. Akhir fase penumbra, merupakan fase terakhir berlangsung pada pukul 20.51 WIB yang bisa dilihat dari seluruh wilayah Indonesia.