Rilis Survei ARSC: Titik Tengah Demokrasi Indonesia Menuju Pemilu 2024
JAKARTA-- Keseimbangan antara penguatan institusi partai politik dengan menampung aspirasi publik dalam menentukan pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024 menjadi kebutuhan bangsa Indonesia. Hal ini menjadi titik tengah untuk mempertemukan aspirasi politik partai dengan publik.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho saat membuka rilis hasil survei yang dilakukan oleh Akar Rumput Stratejik Consulting (ARSC) pada 21 Juni-5 Juli 2022. Dari hasil survei ini tampak, sebagian besar publik mengharapkan pasangan ideal calon presiden dan wakil presiden itu diwujudkan dengan memasangkan sosok yang menjadi representasi pimpinan atau ketua umum partai politik dengan sosok yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi.
"Kesadaran memperkuat institusi partai politik penting, tapi di saat partisipasi atau dukungan publik tetap jadi acuan. Kolaborasi keduanya menjadi titik tengah yang dibutuhkan bangsa ini di kontestasi 2024 nanti," ungkap Dimas.
Survei yang dirilis pada Rabu (20/7) ini menghadirkan Peneliti ARSC Bagus Balghi sebagai pemapar hasil survei dengan sejumlah penanggap, diantaranya Maman Abdurrahman (Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar), Saan Mustopa (Ketua DPP Partai NasDem), Diah Pitaloka (Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan) dan Herzaky Mahendra Putra selaku Kapala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Jubir Partai Demokrat.
Peneliti ARSC Bagus Balghi menjelaskan, survei ini mengambil sampel 1.225 responden, terbagi secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih yang tercatat pada Pemilu 2019. Sampel ditentukan dengan acak bertingkat (multistage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%).
Terkait sosok calon presiden, Bagus menjelaskan, publik menginginkan lebih dari dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden 2024. Hampir separuh responden menginginkan ada 2-3 pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024. Terkait sosok calon presiden yang diinginkan, ada lima besar tokoh yang masuk radar publik dengan model pertanyaan terbuka (topof mind), yakni Ganjar Pranowo (22,12%), Anies Baswedan (15,92%), Prabowo Subianto (8,41%), Ridwan Kamil (4,90%), dan Airlangga Hartarto (2,94%).
Sementara ketika ditanyakan dengan model tertutup, nama-nama yang muncul juga tidak jauh berbeda, yakni Ganjar Pranowo (26,69%), Anies Baswedan (19,18%), Prabowo Subianto (11,18%), Ridwan Kamil (7,18%), dan Airlangga Hartarto (3,59%).
Sementara terdapat perbedaan komposisi elektabilitas tokoh jika dikaitkan dengan posisi Calon Wakil Presiden. Diantaranya Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto, Sandiaga Uno, Erick Thohir dan AHY.
Dari hasil survei tersebut masyarakat sangat antusias ketika duet figur ketua umum dan figur populer banyak diharapkan oleh publik dalam pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di 2024.
Hasilnya, pasangan Muhaimin Iskandar-Anies Baswedan dipilih oleh 21,8% responden diikuti Airlangga Hartarto-Zulkifli Hasan 12,4%, dan Puan Maharani-andika Perkasa 7,5%. Sebanyak 34,9% responden menjawab tidak tahu, dan 23,4% responden tidak menjawab.
Selain itu, potensi elektabilitas figur-figur kandidat berdasarkan simulasi tiga pasang capres/cawapres, hasilnya pasangan Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo dipilih oleh 29,6% responden. Diikuti Prabowo subianto-Muhaimin Iskandar 18,4%, dan Puan Maharani-Anies Baswedan 8,7%. Jika diubah pasangan capres/cawapres, hasilnya Ganjar Pranowo-Erick Thohir 35,8%, Anies Baswedan-Airlangga Hartarto 25,1% responden, dan pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani 10,4%.
Hal ini berpijak dari hasil survei dimana kombinasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang dinilai publik ideal adalah sosok ketua umum/pimpinan partai politik dan sosok populer. Pasangan ideal ini sebagai representasi dari keseimbangan antara kebutuhan dukungan partai politik dan dukungan publik.
Selain soal elektabilitas calon presiden, surveu ARSC juga menangkap apresiasi publik terhadap kinerja pemerintah, terutama dalam pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi.
Hal ini ditunjukkan dari hasil survei yang menyebutkan, sebanyak 58,9% menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah, khususnya terkait penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi. Sementara itu, secara umum sebanyak 56,3% responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi di periode keduanya (2019-2024).