Penuhi Target PBB 2028 Bebas Limbah Trafo, PPLI Gelar Sosialisasi PCBs
Bila bicara PCBs tentu yang terbayang adalah papan berisi komponen elektrik yang ada di perangkat elektronik. Namun ternyata PCBs adalah singkatan dari PolyChlorinated Biphenyls adalah suatu kelompok senyawa kimia buatan yang dapat berwujud cairan minyak maupun padatan dan masuk kategori Polutan Organik yang Persistens (POPs)
PCBs banyak terdapat pada trafo. Limbah PCBs ini sesungguhnya jauh lebih mematikan dan berbahaya dari merkuri atau sianida.
Demikian diungkapkan Rio Deswandi dari National Advisor United Nation Industry Development (UNIDO) usai memberikan paparan kepada jajaran Pertamina Hulu Energi di gedung Training Center PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Kamis (24/11).
Dikatakan lebih berbahaya, karena limbah PCBs tersebut tidak akan hilang di ruang terbuka sekalipun. Dia akan tetap ada dan merusak bagi ekosistem dan jiwa manusia.
Saat ini, diakui masih banyak yang belum memahami PCBs tersebut, termasuk bagaimana cara penanganannya. "Saya apresiasi PPLI menggelar kegiatan ini," imbuhnya.
"Dari empat ribu lebih perusahaan yang kita riset, masih ratusan perusahaan yang menggunakan limbah berbahaya PCBs. Dan yang mengelola limbah tersebut dengan benar masih sangat sedikit," terangnya.
Secara terpisah, Manajer Sales Regional, Dodi Chaerudin mengaku kegiatan serupa sudah ketiga kalinya digelar. "Akan terus kita lakukan dan sosialisasikan. Bagaimana pun kami mendukung upaya dunia yang menerapkan 2028 bebas PCBs," terangnya.
Ia mengaku optimis awal tahun depan sudah lebih banyak industri yang taat mengelola limbah trafonya dengan baik.
Dihubungi terpisah, narasumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehitaman (KLHK), Florentinus Binsar Tumindi juga mengapresiasi langkah PPLI. "KLHK sejak 2017 sudah mulai intens melakukan sosialisasi ke kalangan dunia industri. Apa yang dilakukan PPLI ini membantu KLHK untuk memapar pelaku industri untuk dapat mengidentifikasi sumber-sumber PCBs di perusahaannya," tandasnya.