10.000 Pantun Warnai Wayang Kolaborasi di Kampung Budaya Unnes
Rektor Unnes Prof Martono memerankan Prabu Kresna (naik kuda) tampil menghibur dalam pagelaran wayang kolaborasi di Kampung Budaya Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/11/2022) malam. Sejumlah pimpinan Unnes lainnya juga terlibat dalam pagelaran wayang kolaborasi di antaranya Prof Zaenuri (Bathara Bargawa), Prof Heri Yanto (Raden Setyaki), Dr Ngabiyanto (Bathara Janaka), Prof Nur Qudus (Bathara Kanwa) dan Dr Sri Rejeki Urip (Dewi Kunthi Nalibrata). Pagelaran juga dimeriahkan pertunjukan wayang kulit, drama, band dan pentas seni.
Dalam pagelaran tersebut Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) memberikan penganugerahan penghargaan rekor buku dan penulisan pantun konservasi Unnes terbanyak, 10.000 pantun. Penghargaan diberikan kepada Rektor Unnes Prof Martono (inspirator), Dekan FBS Unnes Sri Rejeki Urip (Fasilitator), Ketua panitia penyelenggara Asep Purwo Yudi Utomo (inisiator), panitia penyelenggara (pelaksana) dan civitas akademika Unnes (partisipan). “Leprid yang ke 45 kalinya mendatangi Unnes karena berhasil menciptakan prestasi-prestasi rekor yang bereputasi internasional, salah satunya hari ini dalam rangka bulan bahasa Fakultas Bahasa dan Seni telah berhasil menciptakan rekor penulisan pantun sebanyak 10.000 pantun yang bertema konservasi. Ini merupakan rekor baru yang tercatat Lembaga Prestasi Indonesia Dunia,” kata Ketua Umum Leprid Paulus Pangka.
Rektor Unnes Prof Martono mengatakan kegiatan ini dalam rangka bulan bahasa yang secara rutin digelar setiap tahunnya dengan tema yang selalu dinamis. Kali ini mengusung konsep yang lebih dekat dengan alam konservasi dengan melibatkan seluruh unsur dari mahasiswa, dosen, teknik dan masyarakat. “Untuk pantun sengaja berbasis konservasi dan tema kita bahwa seiring dengan perubahan Unnes sebagai PTN BH kita tetap pada nilai-nilai konservasi, kita tidak akan meninggalkan nilai konservasi meskipun status kita dari BLU sudah berubah menjadi PTN BH, tertanam dalam jiwa kita bahwa konservasi itu nafas Unnes,” katanya.