Kecelakaan Tambang Emas di Zimbabwe, 13 Penambang Tewas dan 34 Orang Masih Terjebak
Oleh: Tonderai Gonorenda dan Nyasha Chingono
CHEGUTU, Zimbabwe, 2 Oktober (Reuters) - Pihak berwenang Zimbabwe pada hari Senin (2/10) masih melakukan pencarian terhadap para penyintas yang terjebak di bawah tanah ketika sebuah tambang emas yang sudah tidak terpakai ambruk pekan lalu, sementara beberapa kerabat mulai kehilangan harapan bahwa orang-orang yang mereka cintai dapat diselamatkan.
Kecelakaan di tambang-tambang yang sudah tidak terpakai merupakan hal yang biasa terjadi di Zimbabwe, di mana para penambang artisanal atau penambang skala kecil menentang pihak berwenang dengan menambang di terowongan-terowongan tua yang rawan runtuh.
Insiden terakhir terjadi di Chegutu, sekitar 100 km (62 mil) sebelah barat ibukota Harare pada hari Jumat.
Wakil Presiden Constantino Chiwenga mengatakan kepada surat kabar lokal Sunday Mail bahwa 13 orang telah tewas dalam runtuhnya tambang yang belum ditutup dengan benar.
Wakil Menteri Pertambangan Polite Kambamura tidak dapat mengatakan berapa banyak orang yang masih terperangkap di bawah tanah setelah tambang sedalam 700 meter itu runtuh.
"Masalahnya adalah tidak ada catatan yang memadai untuk memastikan berapa banyak orang yang masuk," kata Kambamura. "Kami mengirim tim lain untuk menilai situasi. Kami ingin memastikan semua orang selamat."
Lembaga penyiaran pemerintah ZBC pada hari Jumat melaporkan bahwa 34 penambang terjebak di bawah tanah dan 13 di antaranya telah berhasil melarikan diri.
Puluhan anggota keluarga yang putus asa menunggu di tenda-tenda, berharap ada kabar dari keluarga mereka.
"Hal yang paling menyakitkan bagi saya adalah tidak mengetahui apakah anak saya masih hidup atau sudah meninggal... Saya tidak tahan lagi mengetahui bahwa dia ada di bawah sana," kata Memory Gohwe yang menangis, yang putranya masih terperangkap.
Beberapa kerabat yang khawatir sudah takut akan hal yang terburuk.
"Sejujurnya kami sudah kehilangan harapan untuk mendapatkan korban selamat," kata Omega Jonera, yang sembilan anggota keluarganya terjebak di bawah tanah.
(Pelaporan oleh Tonderai Gonorenda di Chegutu dan Nyasha Chingono di Harare, Penyuntingan oleh Bhargav Acharya dan Alexander Winning)
Foto REUTERS/Philimon Bulawayo dan Mkhululi Thobela