Indonesia Re Gelar IT Days, Dorong Performa Bisnis Lewat Inovasi Digital
Dalam rangka mempertajam fungsi IT dalam bisnis reasuransi, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menggelar IT Days. Kegiatan ini merupakan sharing knowledge mengenai awareness terhadap serangan siber yang akhir-akhir ini makin marak.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi dan tingginya nilai investasi teknologi maka diperlukan suatu pengelolaan IT yang efektif, karena itu IT Days diselenggarakan sebagai sarana diskusi di lingkungan Indonesia Re Group untuk membuat penyesuaian pada IT masterplan yang terintegrasi agar perencanaan strategis IT dapat selaras dalam mendukung proses bisnis dan strategi inisiatif.
Mengangkat tema ‘IT Days: Sustainable Development Through Digitalization Transformation’, kegiatan yang dihadiri oleh Direksi dan Pejabat Indonesia Re Group ini dimaksudkan untuk menyatukan pandangan dan visi yang akan dicapai perusahaan melalui digitalisasi di masa mendatang. Diharapkan kedepannya muncul ide, inovasi, dan strategi baru yang dapat diterjemahkan ke dalam sistem teknologi dan digitalisasi di Indonesia Re Group.
Untuk lebih mendorong transformasi di dalam perusahaan, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu telah membentuk sebuah divisi khusus untuk transformasi teknologi dan sistem. “Kita mau melakukan transformasi ini lebih serius lagi, even faster, stronger and bigger. Karenanya divisi ini akan diisi oleh orang-orang yang bisa mendorong percepatan dan penguatan teknologi dan sistem,” ucap Benny.
Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi Indonesia Re Beatrix Santi Anugrah mengatakan, akselerasi transformasi digitalisasi industri perasuransian menjadi salah satu pilar yang ada dalam Peta Jalan yang diterbitkan oleh OJK. Pilar inilah yang menjadi landasan Indonesia Re dalam melakukan inovasi digitalisasi dan strategi.Peran inovasi digitalisasi dan strategi harus dilakukan di 2024 untuk mendorong produktivitas dan performa bisnis yang membaik,”
Seiring kemajuan teknologi informasi tidak luput dari isu keamanan siber. Deputi Bidang Keamanan Siber & Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara, Slamet Aji Pamungkas mengungkap bahwa manusia menjadi rantai terlemah dalam sistem keamanan siber. Karenanya, dia mengingatkan agar pengawasan keamanan siber di perusahaan dapat dilakukan secara menyeluruh hingga level paling bawah.
Salah satu cara hacker masuk ke sistem siber adalah melalui mata rantai terlemah yang kita punya, sebagian besar ada di manusia itu sendiri. Dia akan cari celah di mana manusia tersebut lalai,” kata Slamet.
Selain itu dengan pemberlakuan Undang-undang No. 27 Tahun 2022 Tentang Pelindungan Data Pribadi juga harus menjadi perhatian perusahaan dalam menjaga keamanan siber agar tidak tejadi kebocoran data yang dapat dikenai sanksi hukuman pidana,” tutupnya.