Rumah Anak Surga: Oase Kasih bagi Balita Tak Berdosa di Kota Semarang
Suasana aktivitas interaksi sejumlah balita bersama pengasuhnya di Rumah Anak Surga (RAnS), Jalan Gangin RT 4 RW 4, Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (6/3/2025). Di Rumah Anak Surga ini anak-anak balita tampak begitu nyaman dalam pelayanan mulia para pengasuhnya. RAnS merupakan tempat tinggal gratis bagi anak-anak yang dititipkan orang tuanya dengan berbagai latar belakang. Rata-rata orang tuanya karena terbelit kasus ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kasus perceraian hingga kasus pelecehan seksual
Kehadiran Rumah Anak Surga ini diharapkan bisa menjadi tempat tinggal yang lebih layak bagi bayi dan menjadi tempat untuk mendapatkan kasih sayang berupa perhatian. Manager Rumah Anak Surga, Melisa Yulianti menjelaskan asal usul pemberian nama Rumah Anak Surga sebagai rumah yang nyaman bagi anak-anak yang tidak berdosa. “Dinamakan rumah anak surga karena mereka itu tidak bisa memilih dari rahim siapa mereka dilahirkan dan mereka adalah anak-anak yang tidak berdosa, maka kita namakan rumah anak surga,” kata Melisa. “Dengan harapan mereka yang ada di sini kita didik, kita asuh, karena tekad kami juga mengasuh dan mendidiknya,” katanya. Harapannya, anak-anak yang dititipkan ini lebih terdidik dengan baik meskipun mereka berasal dari latar belakang yang mungkin dari masa lalu orang tuanya yang tidak baik, tapi mereka itu belum punya dosa.
Di Rumah Anak Surga, ada 27 balita yang diasuh dan dirawat. Rinciannya, 19 balita sudah bisa berjalan dan 7 bayi dirawat dalam ruangan tersendiri. Sementara, terdapat 16 pengasuh dan 3 bidan, serta 35 orang tim masak hingga mencuci. “Terkait kebutuhan sehari-hari seperti susu per harinya 5 boks jika ditotal membutuhkan 600 boks susu setiap bulannya. Sedangkan pampers 300 sebulan,” sebutnya.
Sementara untuk kegiatan sehari-hari, kata dia, mulai bangun tidur, anak-anak mandi kemudian pembelajaran yang meliputi menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris, asmaul husna bersama pengasuh. Ada doa-doa harian, lagu-lagu Islami dan bermain di playground “Jam 7 sampai 8 pagi bermain di luar, setelah bermain mereka ada kegiatan makan, bermain pengasuh di dalam. Jam 10 snack time berupa makan buah, kemudian pembelajaran dilanjut tidur siang,” ujar Melisa. “Jam 1 siang mereka biasanya bangun. Setelah itu diajarkan motorik sama pengasuh, kemudian persiapan mandi sore, makan sore, setelah itu motorik/bermain sama pengasuh lalu didengarkan murotal,” ujarnya.
FOTO: Ahmad Antoni