Melihat Aktivitas Petani Bertahan Hidup Manfaatkan Lahan Garapan di Sekitar JIS

Senin, 06 September 2021 - 18:39 WIB
Petani merawat sayuran yang ditanam di lahan garapan dekat proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS), Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
click to zoom
Petani merawat sayuran yang ditanam di lahan garapan dekat proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS), Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
click to zoom
Sekelompok petani yang rata-rata berasal dari Indramayu, Jawa Barat menggantungkan hidupnya pada lahan kosong di sekitar proyek pembangunan JIS milik PT Buana Permata Hijau yang di garap menjadi lahan produktif untuk bertani sayur-mayur.
click to zoom
Sekelompok petani yang rata-rata berasal dari Indramayu, Jawa Barat menggantungkan hidupnya pada lahan kosong di sekitar proyek pembangunan JIS milik PT Buana Permata Hijau yang di garap menjadi lahan produktif untuk bertani sayur-mayur.
click to zoom
Dengan membayar sewa Rp500.000 per bulan untuk satu petaknya, lahan seluas 1 hektar ini dimanfaatkan 13 keluarga untuk bertahan hidup dengan bertani menanam sayur kangkung, bayam dan kemangi.
click to zoom
Selain itu, ada beberapa keluarga yang membuat gubuk untuk dijadikan tempat tinggal.
click to zoom
Mayoritas keluarga yang menetap sebelumnya bekerja sebagai pengepul barang rongsok/bekas di lahan terbangunnya JIS. Setelah ada pembangunan dan akhirnya tergusur, mereka bergeser memanfaatkan lahan sekitar untuk di jadikan kebun.
click to zoom
Hasil panen kemudian dijual petani ke pengepul dengan kisaran harga Rp500 - Rp1000 per ikat, sebelum akhirnya dijual ke pasar.
click to zoom
Petani merawat sayuran yang ditanam di lahan garapan dekat proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS), Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (6/9/2021).

Sekelompok petani yang rata-rata berasal dari Indramayu, Jawa Barat menggantungkan hidupnya pada lahan kosong di sekitar proyek pembangunan JIS milik PT Buana Permata Hijau yang di garap menjadi lahan produktif untuk bertani sayur-mayur.

Dengan membayar sewa Rp500.000 per bulan untuk satu petaknya, lahan seluas 1 hektar ini dimanfaatkan 13 keluarga untuk bertahan hidup dengan bertani menanam sayur kangkung, bayam dan kemangi. Selain itu, ada beberapa keluarga yang membuat gubuk untuk dijadikan tempat tinggal.

Mayoritas keluarga yang menetap sebelumnya bekerja sebagai pengepul barang rongsok/bekas di lahan terbangunnya JIS. Setelah ada pembangunan dan akhirnya tergusur, mereka bergeser memanfaatkan lahan sekitar untuk di jadikan kebun.

Hasil panen kemudian dijual petani ke pengepul dengan kisaran harga Rp500 - Rp1000 per ikat, sebelum akhirnya dijual ke pasar.
(sra)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More