Potret Kehidupan Warga Bedeng di Kolong Jembatan Arteri Semarang
Senin, 06 Juli 2020 - 16:55 WIB
Serba sempit dan terbatas. Begitulah suasana yang pas untuk menggambarkan kondisi kehidupan ratusan warga RT 5 RW 16 Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Di perkampungan yang terdampak proyek normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT) ini, terdapat 97 KK yang terdiri 332 jiwa. Mereka lekat dengan sebutan warga bedeng. Karena mereka menempati bedeng-bedeng (kamar) terbuat dari triplek yang hanya berukuran 3 x4 meter persegi.
Bayangkan bagaimana rasanya dalam satu bedeng ditempati satu keluarga terdiri suami istri, kakek-nenek dan lima anak. Namun mereka yang rata-rata sudah tinggal lebih dari satu tahun seakan sudah terbiasa menyelami kehidupan di bawah kolong jembatan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang hingga kini masih menyebar secara masif.
Namun demikian, mereka tetap punya harapan dan masa depan. Tentu saja mereka berharap ada sentuhan dukungan moril dan finansial dari pemerintah setempat untuk menapaki kehidupan yang lebih baik. Hidup yang layak, tenteram dan sejahtera.
Di perkampungan yang terdampak proyek normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT) ini, terdapat 97 KK yang terdiri 332 jiwa. Mereka lekat dengan sebutan warga bedeng. Karena mereka menempati bedeng-bedeng (kamar) terbuat dari triplek yang hanya berukuran 3 x4 meter persegi.
Bayangkan bagaimana rasanya dalam satu bedeng ditempati satu keluarga terdiri suami istri, kakek-nenek dan lima anak. Namun mereka yang rata-rata sudah tinggal lebih dari satu tahun seakan sudah terbiasa menyelami kehidupan di bawah kolong jembatan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang hingga kini masih menyebar secara masif.
Namun demikian, mereka tetap punya harapan dan masa depan. Tentu saja mereka berharap ada sentuhan dukungan moril dan finansial dari pemerintah setempat untuk menapaki kehidupan yang lebih baik. Hidup yang layak, tenteram dan sejahtera.
(rat)