BAKTI Kemkominfo RI dan DPR RI Gelar Webinar Merajut Nusantara
Kamis, 03 Maret 2022 - 16:40 WIB
JAKARTA-- Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) bekerjasama dengan DPR RI mengadakan acara "Webinar Merajut Nusantara dengan Tema "Mewujudkan Era Teknologi Sebagai Era Akuntabilitas Dengan Platform Digital".
Melalui Webinar Merajut Nusantara, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) ingin mengedukasi Peserta Webinar yang terdiri dari berbagai penggiat teknologi informasi digital seperti Para Aktivis Media Sosial, Blogger dan Jurnalis yang tersebar di berbagai media online untuk berjuang bersama-sama menciptakan iklim literasi digital dengan cara mendorong mereka untuk berkreasi dan berinovasi dalam dunia digital.
Webinar Merajut Nusantara, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) menghadirkan Tiga Pemateri Ahli diantaranya Hillary Brigitta Lasut, S.H.,LL.M (Anggota DPR RI Fraksi P-Nasdem Dapil Sulawesi Utara), Yelly Walansendow SE., S.STPar., MSi (Sekretaris DPW GARNITA Sulawesi Utara), Drs. Gun Gun Siswadi M, Si. (Akademisi Univ. Esa Unggul Jakarta). Webinar Merajut Nusantara, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) dipandu oleh MC Hanna Rhelaya Yosepha Risambessy dan dimoderatori oleh Jesica Angelina Antonia Turambi.
Untuk menghibur Peserta Webinar Merajut Nusantara, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) mengundang Grup Band Akustik “Jolie Music Band”, sebagai Music Performance. Anggota Komisi I DPR RI F-Nasdem, Hillary Brigitta Lasut dalam sambutannya sebagai Keynote Speaker menyampaikan Tema Mewujudkan Era Teknologi Sebagai Era Akuntabilitas Dengan Platform Digitalini sesuai dengan Tagline saya, dengan semangat era teknologi sebagai era keterbukaan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan mudah dan efektif serta di awasi dengan berbagai pihak.
"Namun mudahnya Informasi yang dapat diterima oleh masyarakat perlu di saring sebelum sharing agar informasi yang dishareing bukan menjadi keburukan bagi yang lain," katanya, Kamis (3/3).
Narasumber kedua Yelly Walansendow menyampaikan bahwa pentingnya Internet dalam mengembangkan Akuntabilitas digital, terbukti saat ini menurut data jumlah pengguna Internet dari tahun 2018 = 39,8 persen dari jumlah penduduk, 2019 = 47,7 persen dari jumlah penduduk, 2019 = kuartal ke-2/2020 196,7 juta jiwa, 2021 = 73 persen/202 juta dari total 274 penduduk ( pengguna Internet terbesar ke-4 di dunia menurut Kominfo-23/6/21 ).
Salah satu Pembicara yakni Akademisi Univ. Esa Unggul Jakarta, Drs. Gun Gun Siswadi M, Si mengutip Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh datareportal.com dalam laporan bertajuk "Digital 2022: Indonesia" tanggal 15 Februari 2022, menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang (73,7 persen) dari total populasi 277,7 juta orang.
Hal ini terjadi karena adanya ledakan konektivitas digital dimana semua orang dibumi akan terhubung satu sama lain sehingga akan menghasilkan peningkatan produktivitas, kesehatan, pendidikan, kualitas hidup dan berjuta kesempatan lain didunia nyata,” ungkap Siswandi.
Beliau juga memaparkan bahwa dengan adanya ledakan konektivitas digital, maka pemerintah melakukan lima langkah percepatan transformasi digital di era Covid-19 yaitu melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet, menyiapkan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, mempercepat Integrasi Pusat Data Nasional, Menyiapkan regulasi atau skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital secepat-cepatnya, dan menyiapkan kebutuhan SDM Talenta Digital.
Menurut Data Alvara Research Center, Pengguna Media Cyber / Internet Mayoritas masyarakat Indonesia saat ini, baik Generasi X (1965-1980), Generasi Milenial (1981-1997), khususnya Generasi Z yang lahir 1998-2010 memilih Internet sebagai media berkomunikasi, berinteraksi, dan mendapatkan informasi. Media massa lainnya sudah bertransformasi menggunakan portal media sosial untuk menyebarkan informasi,” paparnya
Melalui Webinar Merajut Nusantara, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) ingin mengedukasi Peserta Webinar yang terdiri dari berbagai penggiat teknologi informasi digital seperti Para Aktivis Media Sosial, Blogger dan Jurnalis yang tersebar di berbagai media online untuk berjuang bersama-sama menciptakan iklim literasi digital dengan cara mendorong mereka untuk berkreasi dan berinovasi dalam dunia digital.
Webinar Merajut Nusantara, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) menghadirkan Tiga Pemateri Ahli diantaranya Hillary Brigitta Lasut, S.H.,LL.M (Anggota DPR RI Fraksi P-Nasdem Dapil Sulawesi Utara), Yelly Walansendow SE., S.STPar., MSi (Sekretaris DPW GARNITA Sulawesi Utara), Drs. Gun Gun Siswadi M, Si. (Akademisi Univ. Esa Unggul Jakarta). Webinar Merajut Nusantara, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) dipandu oleh MC Hanna Rhelaya Yosepha Risambessy dan dimoderatori oleh Jesica Angelina Antonia Turambi.
Untuk menghibur Peserta Webinar Merajut Nusantara, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI) mengundang Grup Band Akustik “Jolie Music Band”, sebagai Music Performance. Anggota Komisi I DPR RI F-Nasdem, Hillary Brigitta Lasut dalam sambutannya sebagai Keynote Speaker menyampaikan Tema Mewujudkan Era Teknologi Sebagai Era Akuntabilitas Dengan Platform Digitalini sesuai dengan Tagline saya, dengan semangat era teknologi sebagai era keterbukaan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan mudah dan efektif serta di awasi dengan berbagai pihak.
"Namun mudahnya Informasi yang dapat diterima oleh masyarakat perlu di saring sebelum sharing agar informasi yang dishareing bukan menjadi keburukan bagi yang lain," katanya, Kamis (3/3).
Narasumber kedua Yelly Walansendow menyampaikan bahwa pentingnya Internet dalam mengembangkan Akuntabilitas digital, terbukti saat ini menurut data jumlah pengguna Internet dari tahun 2018 = 39,8 persen dari jumlah penduduk, 2019 = 47,7 persen dari jumlah penduduk, 2019 = kuartal ke-2/2020 196,7 juta jiwa, 2021 = 73 persen/202 juta dari total 274 penduduk ( pengguna Internet terbesar ke-4 di dunia menurut Kominfo-23/6/21 ).
Salah satu Pembicara yakni Akademisi Univ. Esa Unggul Jakarta, Drs. Gun Gun Siswadi M, Si mengutip Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh datareportal.com dalam laporan bertajuk "Digital 2022: Indonesia" tanggal 15 Februari 2022, menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang (73,7 persen) dari total populasi 277,7 juta orang.
Hal ini terjadi karena adanya ledakan konektivitas digital dimana semua orang dibumi akan terhubung satu sama lain sehingga akan menghasilkan peningkatan produktivitas, kesehatan, pendidikan, kualitas hidup dan berjuta kesempatan lain didunia nyata,” ungkap Siswandi.
Beliau juga memaparkan bahwa dengan adanya ledakan konektivitas digital, maka pemerintah melakukan lima langkah percepatan transformasi digital di era Covid-19 yaitu melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet, menyiapkan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, mempercepat Integrasi Pusat Data Nasional, Menyiapkan regulasi atau skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital secepat-cepatnya, dan menyiapkan kebutuhan SDM Talenta Digital.
Menurut Data Alvara Research Center, Pengguna Media Cyber / Internet Mayoritas masyarakat Indonesia saat ini, baik Generasi X (1965-1980), Generasi Milenial (1981-1997), khususnya Generasi Z yang lahir 1998-2010 memilih Internet sebagai media berkomunikasi, berinteraksi, dan mendapatkan informasi. Media massa lainnya sudah bertransformasi menggunakan portal media sosial untuk menyebarkan informasi,” paparnya
(sra)