Tak Gentar Hadapi AS dan Inggris, Pejuang Houthi Bersumpah Hancurkan Israel

Senin, 15 Januari 2024 - 14:34 WIB
Seorang pendukung suku Houthi Yaman memegang belati tradisionalnya, atau jambiya, saat melakukan protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat baru-baru ini terhadap target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Seorang pendukung suku Houthi Yaman membawa peluncur RPG saat melakukan protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) terhadap target-target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Para pendukung suku kelompok Houthi mengangkat senjata api mereka saat mereka meninggalkan sebuah protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat baru-baru ini terhadap target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Para pendukung suku kelompok Houthi mengangkat senjata api mereka saat mereka meninggalkan sebuah protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat baru-baru ini terhadap target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Para pendukung suku kelompok Houthi mengangkat senjata api mereka saat mereka meninggalkan sebuah protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat baru-baru ini terhadap target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Para pendukung suku kelompok Houthi menaiki bagian belakang sebuah truk pick-up saat melakukan protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) terhadap target-target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Para pendukung suku kelompok Houthi mengangkat senjata api mereka saat mereka meninggalkan sebuah protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat baru-baru ini terhadap target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Pendukung suku Houthi Yaman melambaikan bendera Palestina dan mengangkat senjata api mereka selama protes atas serangan yang dipimpin AS baru-baru ini terhadap target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Para pendukung suku kelompok Houthi mengangkat senjata api mereka saat mereka meninggalkan sebuah protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat baru-baru ini terhadap target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Para pendukung suku kelompok Houthi mengangkat senjata api mereka saat mereka meninggalkan sebuah protes terhadap serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat baru-baru ini terhadap target Houthi, di dekat Sanaa, Yaman, 14 Januari 2024. REUTERS/Khaled Abdullah
click to zoom
Para pendukung suku-suku kelompok Houthi di Yaman berdemonstrasi di dekat ibukota Sanaa pada hari Minggu (14 Januari) untuk menentang serangan-serangan yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) terhadap target-target Houthi.

Pada hari Sabtu (13 Januari), milisi Houthi mengancam akan memberikan "respon yang kuat dan efektif" setelah Amerika Serikat melakukan serangan lain di Yaman semalam, yang semakin meningkatkan ketegangan karena Washington berjanji untuk melindungi pelayaran dari serangan oleh gerakan yang didukung oleh Iran.

Serangan-serangan tersebut telah menambah kekhawatiran akan eskalasi konflik yang telah menyebar ke seluruh Timur Tengah sejak kelompok militan Palestina Hamas dan Israel berperang, dengan sekutu-sekutu Iran yang juga ikut terlibat dalam pertempuran dari Lebanon, Suriah dan Irak.

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat telah mengirimkan pesan pribadi kepada Iran mengenai serangan Houthi.

Serangan terbaru, yang menurut AS menghantam sebuah situs radar, terjadi sehari setelah puluhan serangan Amerika dan Inggris terhadap fasilitas-fasilitas Houthi di Yaman.

Mereka bersumpah akan melanjutkan operasi militer terhadap Israel dalam pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita milik pemerintah, Saba.

Houthi mengatakan bahwa kampanye maritim mereka bertujuan untuk mendukung warga Palestina yang berada di bawah pengepungan Israel dan serangan di Gaza, yang diperintah oleh Hamas yang didukung oleh Iran. Banyak kapal yang mereka serang tidak memiliki hubungan dengan Israel.

Kelompok yang menguasai Sanaa dan sebagian besar wilayah barat dan utara Yaman ini juga telah menembakkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel.

Krisis Laut Merah telah menambah penyebaran konflik di Timur Tengah sejak militan Hamas mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.

(Produksi : Adel al-Khadher, Khaled Abdullah)

Baca juga : Siap Tempur Lawan Amerika, Pejuang Houthi Yaman Pamer Kekuatan Militer!
(sra)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More