Klarifikasi Pangkostrad Dinilai Sudah Sangat Jelas, PB PMII Minta Sudahi Polemik Patung
JAKARTA-- Polemik hilangnya patung Soeharto dkk di Markas Kostrad Gambir Jakarta Pusat cukup santer diberitakan media massa. Polemik ini muncul berawal dari pernyataan mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo dalam acara webinar yang bertema "TNI vs PKI (1)", Minggu (26/9) lalu. Gatot mengkaitkan pembongkaran patung tersebut dengan kondisi TNI yang saat ini disusupi oleh PKI. Pernyataan ini kemudian mendapat tanggapan dari Pangkostrad, Letnan Jenderal Dudung Abdurachman.
Menurut Dudung, hilangnya patung-patung tersebut karena diminta kembali oleh pembuatnya, yakni Pangkostrad terdahulu, Letjend (Purn.) Azym Yusri Nasution. Dia pun mengaku tidak dapat menolak permintaan tersebut.
Dia menyayangkan Gatot karena telah mengkaitkan hilangnya patung tersbut dengan issu PKI. Semestinya, Gatot terlebih dulu harus tabayun atau mencari tahu sebab kenapa patung dibongkar dari Markas Pangkostrad.
Menanggapi polemik tersebut, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) angkat bicara.
Menurut Ketua Bidang Polhukam PB PMII, Daud Gerung, polemik patung Soeharto dkk harus disudahi. Terlebih, Pangkostrad sudah menngklarifikasi kenapa patung-patung tersebut diambil dari Markas Kostrad.
"Saya kira penjelasan dari Pangkostrad sudah sangat jelas dan tegas. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan lagi," kata Daud, Rabu (29/9). Daud mengimbau, saat ini lebih baik fokus terhadap penanganan pandemi. Sebab, itu lebih penting daripada berpolemik hanya soal patung.
"Sekarang ini banyak sekali saudara-saudara kita yang terdampak pandemi. Usahanya macet bahkan kehilangan pekerjaan. Ayolah kita semua fokus dengan urusan ini," ujarnya.