Kris Tjantra : Perpindahan IKN Percepat Pembangunan di Luar Jawa
Jakarta - Adanya penolakan pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara Kalimantan timur dari sejumlah pihak dalam bentuk petisi maupun gugatan pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi (MK) mendapat tanggapan dari Sekjen koordinator nasional Ganjarist Kris Tjantra.
Apa yang Presiden Joko Widodo lakukan untuk memindahkan ibu kota tepat berada ditengah-tengah negara Indonesia jelas Kris Tjantra tentu telah melalui berbagai pertimbangan yang matang dengan melibatkan sejumlah ahli dari berbagai disiplin ilmu.
"Indonesia itu luas sekali terbentang dari Sabang hingga Merauke dan jika ditarik garis lurus diantara kedua kota itu maka jarak yang terbentang lebih dari 5.200 KM panjangnya. Ibu kota idealnya memang harus berada ditengah agar wilayah yang berada paling utara, selatan, barat maupun timur relatif berjarak sama dengan ibu kota," ungkap Kris.
Dengan ibu kota tepat berada ditengah-tengah Indonesia seperti yang pernah dicita-citakan oleh Presiden RI pertama Bung Karno, tentu ibu kota akan lebih mudah mengawasi dan berkoordinasi dengan wilayah terluar Indonesia jelas Kris menambahkan.
Kecenderungan lambatnya akselerasi pembangunan diluar Pulau Jawa dan menjadikan Indonesia terkesan hanya jawa centris tentu ini semua lanjut Kris imbas dari ibu kota negara yang berada di Pulau Jawa dan letaknya sangat jauh dengan Indonesia bagian tengah terlebih Indonesia bagian timur.
"Setelah 77 tahun Indonesia merdeka, apakah pembangunan dirasakan merata di seluruh provinsi? Jakarta dan kota-kota di Jawa lainnya umumnya jauh lebih maju diberbagai bidang jika dibandingkan dengan saudara-saudara kita di Indonesia Timur khususnya ."sesal Kris.
Memindahkan pusat pemerintahan ke Kalimantan timur lanjut Kris juga merupakan upaya untuk menyeimbangkan kemakmuran yang saat ini hanya terpusat di Jawa Bali dan Sumatra, bahkan khusus di Jawa lebih dari 50% aktivitas ekonomi negara ini berada di Pulau Jawa.
Dengan memindahkan ibukota ke Penajam Paser utara, Kutai Kartanegara yang secara geografis berada di sentral negara ini, maka diharapkan dapat mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang saat ini masih perlu lebih digiatkan, terutama di Indonesia bagian timur, dimana tentunya ini juga akan mendorong peningkatan pendapatan nasional atau lebih dikenal dengan PDB.
"Jika kita melihat cetak biru IKN, maka kita dapat membayangkan sebuah kota baru, pusat pemerintahan dengan tata kota yang bersifat futuristik baik dari penataan lahan, kebutuhan energi dan air bersih serta lingkungan sehingga kita bisa merasa bangga menyebut Nusantara sebagai ibukota negara Indonesia. Memang tidak mudah dan butuh dukungan dari semua stakeholder agar impian ini dapat terwujud, paling tidak dengan tidak menjadi beban pemerintah yang dapat menghambat proses pemindahan ibukota dan pusat pemerintahan negara kita," ujar Kris.
Ganjarist juga melihat ke depan dan melihat IKN Nusantara sebagai bagian dari upaya menuju Indonesia Emas, menjadi negara yang berdaulat, maju dan makmur serta mendukung sepenuhnya IKN Nusantara.