Memetik Emas Hitam di Kaki Gunung Ijen Bondowoso
Ibarat Emas, biji-biji kecil kopi itu ternyata cukup mampu menghipnotis siapapun yang memegangnya. Kemerahan buah kopi diantara hijaunya daun yang muncul pada pertengahan tahun, juga membawa kabar gembira bagi ribuan masyarakat yang hidup di perkebunan. Merekapun menyambut dengan suka cita, sebagaimana merayakan momen lebaran.
Seperti halnya di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Ribuan masyarakat yang tinggal dikawasan perkebunan ini tidak mau ketinggalan momentum emas. Langkah kaki dan senyum mereka menerjang dinginnya cuaca Gunung Ijen untuk memetik merahnya buah kopi Arabika di perkebunan Kalisat Jampit.
Kopi-kopi yang tumbuh subur di ketinggian antara 1.100 sampai 1500 MDPL tersebut, merupakan perkebunan kopi Arabika yang dikembangkan dan dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Dari total lahan seluas 3.105 hektar, kopi Arabika menghijaukan perbukitan sekitar 1.411 hektar. Terdiri dari tanaman tahun akan datang, tanaman tahun ini, tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan.
Saat ini hingga bulan September mendatang, merupakan puncak dimana buah kopi Arabika memerah. Ratusan hingga ribuan ton cita rasa Arabika bakal memperpanjang cerita kehidupan para pecinta kopi. Bukan saja di Nusantara, tapi pecinta kopi mancanegara seperti Jepang, Belanda, Italia, Amerika dan negara lainnya juga sudah menanti aroma khas citra yang masih terjaga tersebut.
Asisten Kepala Kebun PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalisat Jampit, Hendro Setyo Wibowo menuturkan, komoditas kopi Arabika sangat menjanjikan. Arabika memiliki nilai jual yang cukup tinggi untuk di ekpor, yakni masih Rp.80.000 sampai Rp.90.000 per Kg. Sedangkan mutu lokal masih dikisaran Rp.50.000 sampai Rp.60.000 per Kg. Tahun ini, ditaksir mampu memproduksi 711 ton biji kopi mentah atau green coffee beans.