Cerita Sisa-sisa Kejayaan Mal Blok M yang Kini Mati Suri
Mal Blok M pada era 1990-an sampai 2000-an menjadi salah satu pusat perbelanjaan yang hits bagi kawula muda. Bagaimana tidak, sentra bisnis yang dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektar ini memiliki posisi yang sangat strategis di Jakarta Selatan dan menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi anak gaul metropolitan.
Pada masa keemasannya, Mal Blok M yang hadir dengan konsep one stop shopping dan terhubung dengan fasilitas terminal ini menyediakan berbagai kebutuhan untuk anak muda mulai dari pakaian, kaset musik, makanan tradisional, hingga makanan cepat saji. Bahkan pada era kejayaannya, kawasan Blok M pernah dikenal dengan julukan 'Bakal Lokasi Mejeng' oleh para kawula muda yang datang hanya untuk sekedar nongkrong dan mencari hiburan.
Kini Mal Blok M sudah mulai nampak sepi dan ditinggalkan oleh para kawula muda, hiruk-pikuk pedagang yang dahalu kala seolah saling bersautan kini tidak lagi terdengar. Mal Blok M hanya menyisakan beberapa lapak pedagang yang bertahan dan banyak kios-kios yang telah tutup seolah menjadi seperti pusat perbelanjaan yang hampir tak berpenghuni.
Salah satu pedagang yang masih bertahan di Mal Blok M mengatakan "sudah membayar uang sewa menjadi salah satu alasan untuk tetap bertahan dan membuka lapaknya". Saat ini, hanya segelintir orang yang datang ke Mal Blok M, itu pun mayoritas yang datang hanya sekedar lewat untuk menuju ke arah Terminal.
Sepinya Mal Blok M terjadi sejak dua toserba yang menjadi ikon di pusat perbelanjaan tersebut memilih hengkang. Selain itu, tingginya harga sewa dan perubahan perilaku belanja masyarakat yang memilih berbelanja secara online menjadikan Mal Blok M yang digandrungi oleh kawula muda pada masanya semakin sepi dari pengunjung.
(FOTO DAN TEKS: FAISAL RAHMAN)