Takut Perang Gerilya, Militer Israel Bombardir Gaza dengan Serangan Udara
Militer Israel telah merangsek semakin dalam ke jantung Gaza. Langkah ini diyakini bakal memperburuk situasi kemanusiaan dan memperbanyak jumlah korban di Jalur Gaza.
Perang antara Israel dan Hamas merupakan perang asimetris dimana satu pihak memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada pihak yang lain. Namun dalam hal pertempuran gerilya, pejuang Hamas Palestina mampu membuat militer Israel ketar-ketir dengan banyaknya korban yang berjatuhan dari pihak militer Israel.
Setelah berminggu-minggu pemboman terus menerus yang menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina , Israel dalam beberapa minggu terakhir memprioritaskan perang perkotaan untuk membersihkan Gaza utara, termasuk pengepungan Kota Gaza dan pemindahan paksa penduduk ke selatan.
Namun bagian penting dari tujuan Israel untuk 'menghancurkan' Hamas kemungkinan besar akan bergantung pada pembongkaran jaringan terowongan rumit yang dibangun oleh kelompok tersebut selama bertahun-tahun.
Terowongan sejauh ini berguna bagi Hamas dalam menyergap pasukan Israel selama kemajuan mereka di Gaza, sebagaimana dibuktikan oleh video yang dirilis oleh kelompok tersebut, sekaligus memungkinkan pergerakan cepat dalam posisi bawah tanah.
Namun kurangnya informasi intelijen mengenai jaringan terowongan hanyalah masalah pertama bagi Israel jika memutuskan untuk terlibat dalam pertempuran bawah tanah. Peperangan terowongan adalah fenomena militer bersejarah yang telah terjadi selama berabad-abad. Belakangan ini, peperangan seperti ini tidak hanya terjadi di Korea, Vietnam, dan Afghanistan, tetapi juga terjadi pada perang Lebanon-Israel tahun 2006 dan perang Suriah.