Sinergikan ESG dan IFC, ISSF Gelar Kunjungan Pelatihan ke PT Indocement Citereup Bogor
Jakarta - Dalam menerapkan sinergi antara lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) yang disertai dengan penerapan standar internasional kinerja keuangan perusahaan atau International Finance Cooperation (IFC) untuk keberlanjutan lingkungan dan sosial, ISSF sebagai forum keberlanjutan sosial di Indonesia menggelar training atau pelatihan bagi perusahaan besar yang giat memberdayakan masyarakat melalui dana CSR-nya.
Menurut Wakil Sekjen Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF) Giwa Giwangkara, giat ini diikuti oleh empat perusahaan seperti Medco Foundation, Berau Coal, PT Antam Tbk serta PT Baramulti Suksessarana Tbk. Pelatihan yang diadakan selama tiga hari menurut Giwa digelar untuk meningkatkan kompetensi perusahaan pada tema materi yang diberikan.
"Selain pemaparan materi yang diberikan di kelas, ISSF juga memboyong perwakilan empat perusahaan ke PT Indocement Tunggal Prakarsa Citereup Bogor. Para peserta berkeliling area perusahaan, melihat langsung unit-unit usaha PT Indocement disertai dengan berbagai program lainnya yang didanai oleh anggaran CSR perusahaan," ungkap Giwa Giwangkara pada Rabu (26/6) disela-sela pemaparan materi yang diberikan di kelas.
Dengan melihat secara langsung unit usaha PT Indocement yang turut memberdayakan masyarakat sekitar seperti penggemukan sapi perah dan pedaging, budidaya lebah madu dan jangkrik, budidaya tanaman buah dan lainnya, para peserta dari empat perusahaan tersebut lanjut Giwa diharapkan bisa mengadopsinya dimasing-masing area perusahaan tempat mereka bekerja.
Sementara itu menurut Departemen head CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk - Gadang Wardono dengan menyambangi Pusat Penelitian Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P4M), pihaknya ingin menunjukkan bahwa selain menjalankan unit-unit usaha, perusahaan juga peduli pada lingkungan sekitar.
"Kita ingin menunjukan kepada wakil perusahaan yang mengikuti training, bahwa aspek-aspek ESG atau Environment, Social and Government (lingkungan, sosial dan tata kelola) juga dijalankan oleh Indocement. Berbagai regulasi pemerintah seperti pengelolaan sampah maupun ambang batas emisi dan sebagainya juga kita paparkan dalam training tadi," papar Gadang menambahkan.
Training yang digelar oleh ISSF dengan menyambangi lokasi pasca tambang Indocement di Citereup Bogor bagi Business Development Medco Foundation - Eko Wijayanto membawa manfaat besar karena sebuah ilmu baru yang bisa didapat dirinya maupun bagi perusahaan. "Mensinergikan antara ESG dan IFC terlebih pada perusahaan besar yang sudah mapan dalam memberdayakan masyarakat disekitar perusahaan, sangat berharga kami dan kelak akan contoh untuk dijalankan di Medco," jelas Eko.
Kedepan dari materi pelajaran yang kami dapat di kelas maupun di lapangan lanjut Eko, Medco juga menyiapkan program-program CSR yang sustainability atau berkelanjutan yang bisa mengacu pada apa yang sudah dilakukan Indocement yang berpedoman pada ESG.
Saat ini secara umum Medco untuk memberdayakan masyarakat disekitar lokasi perusahaan, Medco tandas Eko membaginya menjadi empat pilar yaitu bidang kesehatan, pendidikan, sosial ekonomi serta lingkungan hidup.
Bermanfaatnya training dengan tema ESG dan IFC juga mendapat tanggapan dari CSR Supervisor PT Baramulti Sukses Sarana Tbk - Hendra Samsuri. Lokasi pasca tambang yang dikelola dengan baik dan diintegrasikan dengan kelompok tani menjadi role model yang bisa dicontoh oleh perusahaan besar lainnya.
"Kami juga memiliki lahan konservasi buah lai atau sejenis durian di Kalimantan yang bisa kami adopsi dari lahan pasca tambang milik Indocement. Dengan melihat kawasan ini, kami bisa mencontoh untuk mengintegrasikan berbagai macam aspek seperti pertanian, peternakan dan perikanan menjadi manajement pertanian terpadu dengan basis edukasi," papar Hendra.
Di Baramulti Kalimantan timur sendiri lanjut Hendra, selain buah lai yang bertepung, perusahaan juga memiliki program CSR lainnya seperti program PDAM berbasis masyarakat di tiga dusun, peternakan sapi, pertanian ladang berpindah menjadi ladang menetap, pengelolaan limbah sampah menjadi gitar sape khas dayak serta sejumlah program lainnya.