Masuki Masa Recovery, Derita Penyintas Banjir Bandang Sukabumi Makin Terasa
Bencana banjir bandang Sukabumi sudah lewat satu bulan, para relawan banyak yang sudah balik kanan. Namun derita Penyintas belum juga sirna.
Ribuan pengungsi masih menempati tenda-tenda pengungsian, sebagian lagi mengungsi di sekolah-sekolah yang sementara libur semesteran. Sebagian lagi masih menumpang dirumah kerabat dan tetangga yang selamat dari banjir bandang.
Sehari dua hari mungkin tinggal di pengungsian bukan masalah, namun bila berminggu-minggu bahkan lebih dari satu bulan mengungsi maka permasalahan mulai muncul. Mulai dari penyakit, konflik diantara pengungsi dan resiko terhadap terjadinya gangguan biologis mengingat ketiadaan privasi diantara penyintas.
Demikian terungkap dari hasil temu relawan bersama dengan jajaran Pemerintah daerah Sukabumi di Bogor, Jumat (3/1).
Menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan Saputra mengungkapkan dibutuhkan lebih dari 3000 Huntara untuk seluruh Penyintas banjir bandang yang tersebar di 39 kecamatan. "Kami telah berkoordinasi dengan kepala desa dan camat untuk penyiapan lahan bagi pembangunan Huntara," ungkap Wawan.
Keterbatasan anggaran, lanjut Wawan menjadi satu kendala yang dihadapi pemerintah kabupaten. "Saya berharap dukungan para relawan dari berbagai lembaga dan komunitas untuk mewujudkan Huntara bagi penyintas. Kita tidak ragu untuk duduk bareng dengan para relawan yang sudah teruji di lokasi bencana," ungkapnya.
Merespon harapan tersebut, Filantropi Muda Indonesia menggelar pertemuan dan tatap muka relawan dengan Pemkab Sukabumi untuk membantu masa recovery tersebut. "Besok sudah memasuki hari sekolah, banyak sekolah yang sudah harus dikosongkan dari pengungsi agar aktifitas belajar mengajar tak terganggu. Satu sisi pengungsi belum ada solusi untuk tempat tinggal sementara," ungkap Kepala BPBD Sukabumi, Deden Sumpena dilokasi FGD relawan dengan Pemkab Sukabumi.
Direktur Eksekutif Indonesia CARE, Lukman Azis menyambut positif ajakan Pemkab Sukabumi untuk kembali turun membantu para prnyintas di masa Recovery tersebut. "Masa recovery ini harus dilihat komprehensif. Bukan hanya soal kebutuhan Huntara. Tapi bagaimana membangkitkan kembali semangat hidup dan kemandirian masyarakat yang menjadi korban," ujar Lukman.
Relawan lanjut Lukman memiliki kemampuannya masing-masing. Di masa recovery ini, ada 4 aspek yang perlu segera dibangun. "Pertama, hunian sementara sambil menunggu anggaran pemerintah untuk membangun huntap. Kedua sarana ibadah dan sekolah yang rusak mengingat kondisi bangunan itu turut hancur dalam musibah banjir bandang kemarin. Ketiga insrastruktur, banyak jalan dan jembatan terputus. Harus segera dibuat akses darurat agar memudahkan pergerakan ekonomi masyarakat. Dan keempat pemberdayaan ekonomi. Sawah ladang banyak yang hancur, karenanya dibutuhkan kembali pengadaan bibit dan pupuk untuk para petani biaa kembali bercocok tanam kembali," beber Lukman.
Selain itu dukungan pengadaan air bersih, lanjut Lukman juga mencuat dalam pertemuan tersebut. "Kami mengharapkan para dermawan untuk kembali bisa membantu penderitaan mereka. Jangan sampai mereka lolos dari kematian akibat bencana namun miris mereka harus mati karena penyakit dan kelaparan pasca bencana," ungkap Lukman.
Karenanya Indonesia CARE membuka dukungan donasi melaluu rekening Indonesia CARE di BSI 7000-555-292 an Yayasan Indonesia Cepat Aktif Responsif Empati dan konfirmasi donasi di 0878-60000-898