Abdul Hamid Kembali Ingatkan Sistem AHWA Cara Terbaik di Muktamar Lampung

Jum'at, 05 November 2021 - 10:15 WIB
Tokoh Muda NU Indonesia Timur Abdul Hamid Rahayaan kembali mengingatkan kepada seluruh calon Ketua Umum PBNU dan tim suksesnya untuk tetap memikirkan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) sebagai dasar dalam membangun silaturrahmi dan menjaga keutuhan warga Nahdliyyin.
click to zoom
KH. Said Agil Siroj menjadi salah satu calon kuat calon Ketua Umum PBNU.
click to zoom
JAKARTA-- Tokoh Muda NU Indonesia Timur Abdul Hamid Rahayaan kembali mengingatkan kepada seluruh calon Ketua Umum PBNU dan tim suksesnya untuk tetap memikirkan sistem Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) sebagai dasar dalam membangun silaturrahmi dan menjaga keutuhan warga Nahdliyyin.

Abdul, mengatakan untuk menentukan Ketua Umum PBNU terpilih pada Muktamar Ke-34 di Provinsi Lampung perlu pertimbangan matang dari pemilik suara baik cabang maupun wilayah di seluruh Indonesia, apabila yang digunakan adalah sistem konvensional atau satu orang satu suara. "Maka sudah barang tentu akan melahirkan pemimpin pragmatis yang orientasinya lebih kepada kepentingan pribadi dan kelompok," kata Abdul saat acara Pers Conference, di Jakarta.

Namun sebaliknya apabila yang digunakan adalah sistem AHWA, maka sudah pasti menghasilkan Ketua Umum PBNU yang amanah serta bermanfaat bagi warga NU dan seluruh masyarakat Indonesia. "Karena dihasilkan melalui proses yang baik sesuai tradisi yang selama ini dianut Nahdlatul Ulama," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Abdul mengungkapkan bila ada calon Ketua Umum dan timnya terlihat memaksakan kehendak agar pemilihan Ketua Umum PBNU mendatang menggunakan sistem satu orang satu suara, maka dipastikan mereka hanya sekedar mengejar jabatan struktural di PBNU demi kepentingan pribadi dan kelompoknya. "Bukan untuk memajukan NU dan warga nahdiyin apalagi terhadap kepentingan bangsa dan negara," ungkap Abdul.

Alhasil dalam perhelatan Muktamar Ke-34 yang mereka kejar hanya jabatan dalam rangka memenuhi syahwat politik, karena itu saya minta kesadaran semua kandidat Ketua Umum PBNU, mari kita jaga nama baik NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia agar tidak ternodai akibat ambisi berlebihan yang dapat merusak tatanan persaudaraan sesama warga Nahdiyin.

Terlebih bagi Ketua NU cabang dan wilayah seluruh Indonesia agar tidak terpengaruh dengan kepentingan segelintir orang yang berpotensi merusak nama baik NU.

"Kalian adalah garda terdepan dalam menyelamatkan organisasi ini, saya ingatkan kepada kita semua untuk mari berjuang memajukan NU dan melawan segala praktek kemungkaran, insya Allah ada keberkahan yang kita peroleh.Nahdlatul Ulama didirikan oleh para Waliyullah dalam rangka menghimpun warga Nahdiyin yang berpaham Ahlu Sunnah Waljamaah di Nusantara demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari semua bentuk rong-rongan baik dari dalam maupun luar," tandas Abdul.

Karenanya mohon kesadaran dari seluruh kandidat Ketua Umum PBNU dan tim suksesnya agar menciptakan kesejukan pada saat pelaksanaan Muktamar nanti. "Dan yang terpenting semua harus legowo terhadap sistem yang dipakai dalam pemilihan Ketua Umum PBNU nantinya yakni sistem AHWA, sehingga tidak ada yang merasa dipermalukan atau dirugikan. Karena kita telah bersepakat mengembalikan NU kepada mereka yang paling berhak yaitu para kiyai dan ulama," ungkap Abdul.
(sra)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Foto Terkait
Foto Terpopuler
Foto Terkini More