Pertamina EP Prabumulih Field Terus Dorong Produksi Migas
Minggu, 21 Juli 2024 - 21:51 WIB
MUARA ENIM - Prabumulih, salah satu kota di Provinsi Sumatera Selatan, dikenal sebagai salah satu situs rintisan industri hulu perminyakan di tanah air sejak era kolonial yang tetap produktif hingga sekarang.
Sejarah panjang hulu migas di Sumatera Selatan sudah berlangsung sejak tahun 1895 dengan didirikannya NV Nederlandsche Indische Exploratie Maatschappij (NIEM) oleh pemerintah Belanda untuk melakukan eksplorasi migas di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi. Seiring berjalannya waktu, makin banyak penemuan ladang migas di berbagai wilayah Sumatera Selatan termasuk di Muara Enim, daerah yang menjadi cikal bakal Kota Prabumulih.
Kota Prabumulih merupakan pemekaran dari Kabupaten Muara Enim pada tahun 2001. Kota ini berdiri otonom berdasarkan UU 6/2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih dan kemudian diresmikan menjadi Pemerintah Kota pada tanggal 17 Oktober 2001.
Pengelolaan migas di Prabumulih saat ini salah satunya dipegang oleh PT Pertamina EP Prabumulih Field. Tidak hanya Prabumulih, PT Pertamina EP Prabumulih Field juga mempunyai wilayah kerja di berbagai kabupaten yaitu Muara Enim, Lahat, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, dan Kota Palembang.
Dalam mengelola sumur-sumur peninggalan kolonial, PT Pertamina EP Prabumulih Field terus melakukan perbaikan serta modernisasi guna meningkatkan produksi migas di lapangan terbesar di Sumatera Selatan tersebut.
Menurut Senior Manager Pertamina EP Prabumulih Field Muhammad Luthfi Ferdiansyah, ada tiga langkah yang dilakukan guna meningkatkan produksi migas di daerah tersebut. Pertama, melakukan perawatan dan optimalisasi sumur-sumur yang sudah ada. Kedua, menambah sumur baru dengan melakukan pengeboran pengembangan dan yang terakhir mengganti pipa-pipa yang sudah tua.
Salah satu capaian besar yang berhasil di tahun 2024 adalah pencapaian lifting minyak per Juni 2024 yang mencatat 8.780 barel minyak per hari naik tajam dari awal tahun yang sebesar 7.999 barel minyak per hari. Jumlah lifting tersebut juga mencapai 117 persen dari target yang telah ditetapkan pemerintah.
Capaian itu diraih dari keberhasilan pengerjaan Workover sumur GNK-82 dan Well Intervention sumur GNK-071 yang terletak di Desa Gunung Kemala Kecamatan Prabumulih Barat kota Prabumulih serta peningkatan jumlah sumur yang berproduksi dari 140 sumur bor pada tahun 2023 menjadi 190 sumur.
Tidak hanya minyak, lifting gas pada tahun 2024 juga mengalami peningkatan dari 105 Juta Standar Kaki Kubik per Hari pada awal tahun menjadi 114 Juta Standar Kaki Kubik per Hari per Juni 2024.
Lifting gas juga diprediksi akan terus naik tajam seiring dengan program pengeboran di Prabumenang (PMN), Lavatera (LVT) dan Struktur Lembak (LBK).
Dengan upaya keras, perbaikan serta modernisasi maka diharapkan Pertamina EP Prabumulih Field akan terus mampu mendukung pencapaian target nasional produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.
Teks dan foto: Akbar Nugroho Gumay
Editor: Andika Wahyu
Sejarah panjang hulu migas di Sumatera Selatan sudah berlangsung sejak tahun 1895 dengan didirikannya NV Nederlandsche Indische Exploratie Maatschappij (NIEM) oleh pemerintah Belanda untuk melakukan eksplorasi migas di wilayah Sumatera Selatan dan Jambi. Seiring berjalannya waktu, makin banyak penemuan ladang migas di berbagai wilayah Sumatera Selatan termasuk di Muara Enim, daerah yang menjadi cikal bakal Kota Prabumulih.
Kota Prabumulih merupakan pemekaran dari Kabupaten Muara Enim pada tahun 2001. Kota ini berdiri otonom berdasarkan UU 6/2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih dan kemudian diresmikan menjadi Pemerintah Kota pada tanggal 17 Oktober 2001.
Pengelolaan migas di Prabumulih saat ini salah satunya dipegang oleh PT Pertamina EP Prabumulih Field. Tidak hanya Prabumulih, PT Pertamina EP Prabumulih Field juga mempunyai wilayah kerja di berbagai kabupaten yaitu Muara Enim, Lahat, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, dan Kota Palembang.
Dalam mengelola sumur-sumur peninggalan kolonial, PT Pertamina EP Prabumulih Field terus melakukan perbaikan serta modernisasi guna meningkatkan produksi migas di lapangan terbesar di Sumatera Selatan tersebut.
Menurut Senior Manager Pertamina EP Prabumulih Field Muhammad Luthfi Ferdiansyah, ada tiga langkah yang dilakukan guna meningkatkan produksi migas di daerah tersebut. Pertama, melakukan perawatan dan optimalisasi sumur-sumur yang sudah ada. Kedua, menambah sumur baru dengan melakukan pengeboran pengembangan dan yang terakhir mengganti pipa-pipa yang sudah tua.
Salah satu capaian besar yang berhasil di tahun 2024 adalah pencapaian lifting minyak per Juni 2024 yang mencatat 8.780 barel minyak per hari naik tajam dari awal tahun yang sebesar 7.999 barel minyak per hari. Jumlah lifting tersebut juga mencapai 117 persen dari target yang telah ditetapkan pemerintah.
Capaian itu diraih dari keberhasilan pengerjaan Workover sumur GNK-82 dan Well Intervention sumur GNK-071 yang terletak di Desa Gunung Kemala Kecamatan Prabumulih Barat kota Prabumulih serta peningkatan jumlah sumur yang berproduksi dari 140 sumur bor pada tahun 2023 menjadi 190 sumur.
Tidak hanya minyak, lifting gas pada tahun 2024 juga mengalami peningkatan dari 105 Juta Standar Kaki Kubik per Hari pada awal tahun menjadi 114 Juta Standar Kaki Kubik per Hari per Juni 2024.
Lifting gas juga diprediksi akan terus naik tajam seiring dengan program pengeboran di Prabumenang (PMN), Lavatera (LVT) dan Struktur Lembak (LBK).
Dengan upaya keras, perbaikan serta modernisasi maka diharapkan Pertamina EP Prabumulih Field akan terus mampu mendukung pencapaian target nasional produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.
Teks dan foto: Akbar Nugroho Gumay
Editor: Andika Wahyu
(rat)