Pertumbuhan e-Commerce di Indonesia Berpotensi Mendorong Peningkatan Industri Iklan Digital Nasional
JAKARTA-- Indonesia adalah pasar eCommerce terbesar ke-9 di dunia dan terbesar di Asia Tenggara seiring dengan peningkatan nilai transaksi yang diperkirakan mencapai USD 43 Miliar pada tahun 2021. Pertumbuhan tersebut secara bertahap mencapai 32 persen dari tahun ke tahun.
Angka-angka ini lebih signifikan jika digabungkan dengan statistik pembelian online penduduk Indonesia-di mana sekitar 44% telah membeli setidaknya 1 produk atau layanan melalui saluran online pada tahun 2021 saja. Ini menunjukkan basis audiens yang terinformasi, keterjangkauan yang tinggi, dan akses ke platform eCommerce dengan penggunaan infrastruktur pengiriman kuat yang ada di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Chief Operating Officer Xapads Media, Ramneek Chadha mengatakan, eCommerce dan iklan digital saling terkait sejauh keduanya seperti dua sisi mata uang yang saling berhubungan dengan banyak merek yang berinvestasi pada iklan digital maupun konvensional. "Namun kinerja dalam hal return of investment (ROI) biasanya hanya dihasilkan dari iklan digital," kata Ramneek, Sabtu (2/7).
Lebih lanjut, ia percaya bahwa media iklan digital terus mengalami kemajuan secara teknis dalam beberapa tahun terakhir, dan telah menghasilkan keuntungan luar biasa dalam hal menargetkan pengguna yang tepat pada waktu yang tepat untuk mencapai hasil yang tepat, sesuai dengan merek. Hal tersebut dimungkinkan dengan memanfaatkan Data Audiens, Kecerdasan Buatan (AI), dan Algoritma Penargetan Iklan yang luas.
“Keunggulan teknologi ini ditambah dengan perkembangan pasar eCommerce yang belum pernah terjadi sebelumnya di industri pemasaran digital Indonesia mencapai nilai USD 3,5 Miliar pada tahun 2020, dengan tingkat pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 32,3 persen," ujarnya.
Pertumbuhan eCommerce telah berdampak pada strategi platform periklanan digital, beralih dari ketergantungan pada platform pencarian dan media sosial marketing dengan alih-alih fokus pada teknologi dan audiens data untuk menjangkau audiens di tingkat 1 dan 2 content platform seperti Situs Web dan aplikasi Seluler.
Ramneek percaya bahwa tidak ada aturan praktis dalam hal pemanfaatan iklan digital di eCommerce. Sebaliknya, ia merekomendasikan agar merek membagi dua pengeluaran mereka untuk iklan dalam beberapa saluran digital dan untuk menjalankan teknik pengujian A/A.
"Ini merupakan strategi penggabungan dari berbagai saluran, di antaranya search engine marketing, social media marketing, Pemasaran Berbasis Kupon/Deal, media buying di seluruh Situs Web dan Aplikasi Seluler, Pemasaran Afiliasi dan sebagainya,” tandasnya.