FGD Nasional Bahas Solusi Pengelolaan Limbah Tekstil Pasca-Produksi di Indonesia
Jakarta, 29 April 2025 – Hari ini, para pemangku kepentingan dari industri tekstil dan fashion Indonesia berkumpul dalam acara Focus Group Discussion (FGD) “Managing Post-Industrial Textile Waste in Indonesia” yang diselenggarakan di Hotel JS Luwansa, Jakarta.
Acara ini digelar oleh Rantai Tekstil Lestari (RTL), selaku national lead Circular Fashion Partnership Indonesia (CFP Indonesia) berkolaborasi dengan Global Green Growth Institute (GGGI), mempertemukan perwakilan pemerintah, pelaku industri, brand fesyen, pengelola limbah, serta akademisi untuk memperkuat kolaborasi dan mengeksplorasi solusi nyata dalam pengelolaan limbah tekstil pasca-produksi di Indonesia.
Sambutan pembukaan disampaikan oleh Basrie Kamba, Ketua RTL. “Indonesia harus bisa menjadi salah satu pemain di rantai pasok global fesyen yang sirkuler, karena Indonesia punya potensi yang besar.” Lalu juga ada pemaparan dari Sekjen RTL untuk pengenalan kembali program CFP Indonesia, dilanjutkan dengan pemutaran video sambutan dari Francesca Girelli, Manager Program CFP Indonesia dari Global Fashion Agenda (GFA) sebagai mitra internasional kunci. Hadir juga perwakilan dari Kementerian Perindustrian, Bapak Apit Pria Nugraha selaku Kepala Pusat Industri Hijau yang menyampaikan dukungan pemerintah terhadap transisi dan implementasi dari ekonomi sirkuler di sektor tekstil Indonesia, yang mana sejalan dengan visi pemerintah.
“Salah satu mandat utama untuk Pusat Industri Hijau dari Bapak Menteri Perindustrian adalah untuk pengurangan emisi dari sektor industri, dan kami percaya bahwa implementasi dari ekonomi sirkuler adalah salah satunya. Saat ini kami sedang memformulasikan regulasi terkait, tentu dengan pertimbangan di mana regulasi tersebut tidak membebankan industri.”
Selama acara FGD, peserta membahas berbagai topik fundamental yang berkaitan dengan daur ulang limbah tekstil, di antaranya profil dan manajemen limbah tekstil pasca-produksi/post-industrial di Indonesia, kerangka regulasi yang berlaku dan rencana kebijakan mendatang, teknologi dan infrastruktur yang tersedia untuk daur ulang dan pengelolaan limbah tekstil, pembiayaan inovasi berkelanjutan, serta standar sertifikasi untuk produk daur ulang.
FGD ini menjadi langkah penting dalam memetakan kesiapan Indonesia untuk bertransisi ke ekonomi sirkular di sektor tekstil dan produk tekstil. Selain itu, FGD ini juga bertujuan untuk mendorong kolaborasi lintas sektor, investasi dalam infrastruktur daur ulang, dan inovasi kebijakan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain global dalam produksi fesyen yang berkelanjutan.
Circular Fashion Partnership adalah sebuah program inisiatif global yang direalisasikan oleh Global Fashion Agenda bersama dengan Rantai Tekstil Lestari, bekerja sama dengan Closed Loop Fashion, Reverse Resources, dan Circle Economy, dengan dukungan dari H&M Foundation.
Program ini bertujuan untuk membangun ekosistem ekonomi sirkuler di Indonesia, tepatnya daur ulang limbah tekstil dimulai dari sistem segregasi, penanganan dan daur ulang limbah tekstil yang terukur, mendorong adopsi praktik berkelanjutan di seluruh industri, serta memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan.